IHSG masih dibayangi sentimen negatif
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah sentimen dari luar menjadi faktor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami tekanan dalam perdagangan terakhir pekan ini.
"IHSG akan bergerak pada kisaran 4.934-5.019. Pola dragonfly doji terbentuk atas IHSG mengindikasikan munculnya tekanan jual dalam perdagangan Jumat," kata Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang, Jumat (7/6/2013).
Potensi pelemahan IHSG, menurut Edwin, terutama merujuk indeks Nikkei turun terendah selama dua bulan terakhir di bawah level 13.000. Nikkei nampaknya berpotensi turun kembali setelah yen kembali menguat ke level 97 atas USD di tengah perhatian investor global atas data pekerjaan AS yang akan dirilis Jumat ini.
Konsensus ekonom memperkirakan terjadi penambahan tenaga kerja 170 ribu unit (sedikit di atas data April 165 ribu unit) dan tingkat pengangguran masih diperkirakan pada level 7,5 persen.
Padahal, menurut dia, setelah dua hari Dow Jones turun 292 poin (1,92 persen), akhirnya Kamis Dow Jones berhasil recovery ditutup menguat 80,03 poin (0,53 persen) ditutup pada level 15.040,62 diikuti turunnya The Vix 4,97 persen ditutup pada level 16,63.
Sayangnya, penguat Dow Jones terjadi di tengah kejatuhan Bursa Utama Eropa dan Bursa Utama Asia, dimana kenaikan tersebut tidak lepas dari turunnya jobless claims 11 ribu unit menjadi berjumlah 346 ribu unit dibanding dengan proyeksi ekonom sebesar 345 ribu unit yang terjadi di tengah kekhawatiran terjadinya likuidasi posisi carry-trade atas yen, yang kemudian menyebar ketakutan ke seluruh pasar yang tipis.
Untuk itu, Edwin menyarankan para investor tetap jeli mengamati net buy asing. "Terus mengamati tabungan net buy asing yang saat ini tersisa sekitar Rp7,93 triliun (dari level tertinggi mereka sekitar Rp18 triliun)," tutur dia.
"IHSG akan bergerak pada kisaran 4.934-5.019. Pola dragonfly doji terbentuk atas IHSG mengindikasikan munculnya tekanan jual dalam perdagangan Jumat," kata Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang, Jumat (7/6/2013).
Potensi pelemahan IHSG, menurut Edwin, terutama merujuk indeks Nikkei turun terendah selama dua bulan terakhir di bawah level 13.000. Nikkei nampaknya berpotensi turun kembali setelah yen kembali menguat ke level 97 atas USD di tengah perhatian investor global atas data pekerjaan AS yang akan dirilis Jumat ini.
Konsensus ekonom memperkirakan terjadi penambahan tenaga kerja 170 ribu unit (sedikit di atas data April 165 ribu unit) dan tingkat pengangguran masih diperkirakan pada level 7,5 persen.
Padahal, menurut dia, setelah dua hari Dow Jones turun 292 poin (1,92 persen), akhirnya Kamis Dow Jones berhasil recovery ditutup menguat 80,03 poin (0,53 persen) ditutup pada level 15.040,62 diikuti turunnya The Vix 4,97 persen ditutup pada level 16,63.
Sayangnya, penguat Dow Jones terjadi di tengah kejatuhan Bursa Utama Eropa dan Bursa Utama Asia, dimana kenaikan tersebut tidak lepas dari turunnya jobless claims 11 ribu unit menjadi berjumlah 346 ribu unit dibanding dengan proyeksi ekonom sebesar 345 ribu unit yang terjadi di tengah kekhawatiran terjadinya likuidasi posisi carry-trade atas yen, yang kemudian menyebar ketakutan ke seluruh pasar yang tipis.
Untuk itu, Edwin menyarankan para investor tetap jeli mengamati net buy asing. "Terus mengamati tabungan net buy asing yang saat ini tersisa sekitar Rp7,93 triliun (dari level tertinggi mereka sekitar Rp18 triliun)," tutur dia.
(rna)