Pemegang asuransi kesehatan masih minim
A
A
A
Sindonews.com - Jumlah masyarakat yang tercover asuransi kesehatan di Indonesia saat ini masih minim. Mayoritas pasien yang berobat di rumah sakit, membayar biaya medis secara perorangan. Masih sedikit yang menggunakan layanan asuransi kesehatan.
"Sekitar 70 persen masyarakat itu membayar sendiri ketika berobat," kata Chief Distribution Officer PT Sun Life Financial Indonesia, Elin Waty, Selasa (11/6/2013).
Menurutnya, Sun Medical Executive sebagai produk dari Sun Life ini bisa diikuti masyarakat hanya dengan premi minimal Rp6 juta per tahun. Namun untuk hasil maksimal juga ada beberapa premi yang lebih mahal dan waktu yang lebih panjang. Peserta bisa dari usia 15 hari sampai dengan 88 tahun.
Sunlife, kata dia, menjawab semua kebutuhan nasabah dengan menawarkan perlindungan yang pintar dan lengkap. Asuransi ini sangatlah cocok dengan kenaikan rata-rata biaya pengobatan yang terus naik hingga 13,5 persen.
Sementara, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Premier Jatinegara, dr Femiko Morauli Natalya Sihombing mengatakan, cancer masih menjadi penyakit yang paling mematikan. Namun cancer bisa dideteksi sejak dini agar bisa mendapatkan penanganan yang lebih baik.
Hanya saja, kesadaran masyarakat masih sangat rendah dan baru terdeteksi ketika berada pada stadium lanjut. "Perlu adanya deteksi dini dan tidakan preventif," jelasnya.
"Sekitar 70 persen masyarakat itu membayar sendiri ketika berobat," kata Chief Distribution Officer PT Sun Life Financial Indonesia, Elin Waty, Selasa (11/6/2013).
Menurutnya, Sun Medical Executive sebagai produk dari Sun Life ini bisa diikuti masyarakat hanya dengan premi minimal Rp6 juta per tahun. Namun untuk hasil maksimal juga ada beberapa premi yang lebih mahal dan waktu yang lebih panjang. Peserta bisa dari usia 15 hari sampai dengan 88 tahun.
Sunlife, kata dia, menjawab semua kebutuhan nasabah dengan menawarkan perlindungan yang pintar dan lengkap. Asuransi ini sangatlah cocok dengan kenaikan rata-rata biaya pengobatan yang terus naik hingga 13,5 persen.
Sementara, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Premier Jatinegara, dr Femiko Morauli Natalya Sihombing mengatakan, cancer masih menjadi penyakit yang paling mematikan. Namun cancer bisa dideteksi sejak dini agar bisa mendapatkan penanganan yang lebih baik.
Hanya saja, kesadaran masyarakat masih sangat rendah dan baru terdeteksi ketika berada pada stadium lanjut. "Perlu adanya deteksi dini dan tidakan preventif," jelasnya.
(izz)