Ekspor DIY mulai tinggalkan Amerika
A
A
A
Sindonews.com - Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat dan Eropa banyak berpengaruh terhadap kondisi ekspor Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY). Kini banyak eksportir yang mulai meninggalkan Amerika dan mengincar negara lain.
Di antaranya Jerman, Korea Selatan, India dan Jepang, nilai ekspor di negara-negara ini terus mengalami pertumbuhan, seiring pertumbuhan ekspor nasional.
Kepada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Menengah (UKM) Riyadi Ida Bagus mengatakan, Amerika Serikat masih menjadi andalan negara tujuan ekspor DIY. Dalam kondisi krisispun, negari Paman Sam ini masih menjadi andalan. Hanya saja nilainya sudah mulai turun dan tidak sebesar sebelum krisis.
“Ekspor ke Amerika sudah banyak turun. Kalau dulu sampai 60 persen, sekarang hanya 40 persen,” jelas Riyadi di DIY, Rabu (12/6/2013).
Selain Amerika, eksportir tahun ini lebih bervariasi. Mereka tidak hanya mengandalkan Amerika tetapi mampu membidik beberapa negara di Afrika dan Asia, di antaranya ke India, Korsel, Jepang dan Afrika, bahkan pertumbuhan ke Jerman cukup bagus.
Riyadi melihat komoditas yang banyak tumbuh adalah ekspor minyak atsiri, mebel dan juga kerajinan kayu. Komoditas ini mampu mendukung produk sarung tangan kulit dan garmen yang dulu menjadi tumpuan ekspor. “Memang pasar di Asia tidak seekstrim di Amerika, tetapi pertumbuhannya bagus,” ujarnya.
Ketua Asmindo DIY, Yuli Sugianto membenarkan adanya pergeseran pasar ekspor dari Amerika dan Eropa ke sejumlah negara. Bahkan potensi ekspor di ASEAN, China, India, Afrika Selatan dan Timur Tengah cukup menjanjikan.
Hanya saja, tidak bisa pasar ini meninggalkan Amerika khususnya untuk produk massal. “Amerika sempat drop, tetapi sekarang sedikit tumbuh dan masih memegang porsi besar ekspor,” jelas Yuli.
Di antaranya Jerman, Korea Selatan, India dan Jepang, nilai ekspor di negara-negara ini terus mengalami pertumbuhan, seiring pertumbuhan ekspor nasional.
Kepada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Menengah (UKM) Riyadi Ida Bagus mengatakan, Amerika Serikat masih menjadi andalan negara tujuan ekspor DIY. Dalam kondisi krisispun, negari Paman Sam ini masih menjadi andalan. Hanya saja nilainya sudah mulai turun dan tidak sebesar sebelum krisis.
“Ekspor ke Amerika sudah banyak turun. Kalau dulu sampai 60 persen, sekarang hanya 40 persen,” jelas Riyadi di DIY, Rabu (12/6/2013).
Selain Amerika, eksportir tahun ini lebih bervariasi. Mereka tidak hanya mengandalkan Amerika tetapi mampu membidik beberapa negara di Afrika dan Asia, di antaranya ke India, Korsel, Jepang dan Afrika, bahkan pertumbuhan ke Jerman cukup bagus.
Riyadi melihat komoditas yang banyak tumbuh adalah ekspor minyak atsiri, mebel dan juga kerajinan kayu. Komoditas ini mampu mendukung produk sarung tangan kulit dan garmen yang dulu menjadi tumpuan ekspor. “Memang pasar di Asia tidak seekstrim di Amerika, tetapi pertumbuhannya bagus,” ujarnya.
Ketua Asmindo DIY, Yuli Sugianto membenarkan adanya pergeseran pasar ekspor dari Amerika dan Eropa ke sejumlah negara. Bahkan potensi ekspor di ASEAN, China, India, Afrika Selatan dan Timur Tengah cukup menjanjikan.
Hanya saja, tidak bisa pasar ini meninggalkan Amerika khususnya untuk produk massal. “Amerika sempat drop, tetapi sekarang sedikit tumbuh dan masih memegang porsi besar ekspor,” jelas Yuli.
(gpr)