Petani dan industri rokok kecil makin terhimpit
A
A
A
Sindonews.com - Nasib petani tembakau dan industri rokok semakin memprihatinkan setelah banyaknya perusahaan rokok asing yang masuk ke Indonesia menggunakan tembakau impor.
Ketua umum Serikat Kerakyatan (Sakti), Standarkiaa Latief mengatakan, nasib buruh di pabrik rokok berpengaruh pada kehidupan buruh apabila perusahaan rokok kretek terancam tertutup maka perlunya perlindungan terhadap home industry.
"Kita berharap bisa melindungi petani tembakau sehingga bisa membuat mereka hidup lebih layak dan mendapat perhatian," ujar dia kepada wartawan, Rabu (12/6/2013).
Menurut Kiaa, pihak asing ingin mengalahkan industri lokal agar tembakau impor atau rokok impor masuk dengan mudah ke Indonesia. Semestinya pemerintah atau badan legislatif lebih mementingkan keluhan dari para petani lokal, yang mengaku hasil tembakaunya cukup murah. Bahkan tembakau lokal lebih baik dari tembakau impor.
"Kebijakan pemerintah membuat home industry rokok kretek semakin terkucilkan," beber Kiaa.
Pengamat perlindungan hak-Hak tembakau, Mohammad Sobari menjelaskan, banyak petani yang tidak bisa menikmati hasil jerih payahnya, karena pihak perusahaan besar yang lebih berkuasa. Artinya para petani yang bekerja di home industry tergilas dengan keberadaan industri besar.
Seharusnya pemerintah bisa memberikan kebijakan pajak tinggi agar perusahaan rokok besar berfikir dua kali untuk bisa masuk Indonesia. "Bagaimanapun ini merupakan hajat hidup orang banyak, seharusnya pemerintah bisa bijak," ucapnya.
Ketua umum Serikat Kerakyatan (Sakti), Standarkiaa Latief mengatakan, nasib buruh di pabrik rokok berpengaruh pada kehidupan buruh apabila perusahaan rokok kretek terancam tertutup maka perlunya perlindungan terhadap home industry.
"Kita berharap bisa melindungi petani tembakau sehingga bisa membuat mereka hidup lebih layak dan mendapat perhatian," ujar dia kepada wartawan, Rabu (12/6/2013).
Menurut Kiaa, pihak asing ingin mengalahkan industri lokal agar tembakau impor atau rokok impor masuk dengan mudah ke Indonesia. Semestinya pemerintah atau badan legislatif lebih mementingkan keluhan dari para petani lokal, yang mengaku hasil tembakaunya cukup murah. Bahkan tembakau lokal lebih baik dari tembakau impor.
"Kebijakan pemerintah membuat home industry rokok kretek semakin terkucilkan," beber Kiaa.
Pengamat perlindungan hak-Hak tembakau, Mohammad Sobari menjelaskan, banyak petani yang tidak bisa menikmati hasil jerih payahnya, karena pihak perusahaan besar yang lebih berkuasa. Artinya para petani yang bekerja di home industry tergilas dengan keberadaan industri besar.
Seharusnya pemerintah bisa memberikan kebijakan pajak tinggi agar perusahaan rokok besar berfikir dua kali untuk bisa masuk Indonesia. "Bagaimanapun ini merupakan hajat hidup orang banyak, seharusnya pemerintah bisa bijak," ucapnya.
(gpr)