Harga emas menuju level terendah dalam 2 tahun

Selasa, 25 Juni 2013 - 13:49 WIB
Harga emas menuju level...
Harga emas menuju level terendah dalam 2 tahun
A A A
Sindonews.com - Harga emas di perdagangan dunia mendekati level terendah sejak September 2010, karena investor menimbang prospek berkurangnya stimulus moneter oleh Federal Reserve AS (Fed) dan pertumbuhan China yang lebih lambat.

Kas bullion turun 0,4 persen menjadi USD1,276,73 per ounce pada pukul 12.55 waktu Singapura, setelah fluktuatif (naik dan turun) setidaknya 0,7 persen. Indeks kekuatan emas dalam 14 hari berada di angka 27,7 - di bawah level 30 yang mengindikasikan (beberapa analis mempelajari grafik teknis) mungkin akan rebound dalam waktu dekat.

Emas jatuh ke USD1,269.46 pekan lalu, terendah sejak 16 September 2010, setelah Ketua Fed Ben S Bernanke mengatakan, bahwa bank sentral dapat memperlambat program pembelian aset jika ekonomi AS terus membaik.

"Meskipun kami mengharapkan respon positif permintaan fisik pada akhirnya meredam penurunan emas, kita tidak percaya hal itu akan menjadi skala atau besarnya reaksi pada April," kata James Steel, analis HSBC Securities (USA) Inc, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (25/6/2013).

Emas memasuki pasar bear pada April, melepaskan hiruk-pikuk pembelian dari China ke India. Di mana harga AS jatuh 24 persen pada tahun ini setelah menguat selama 12 tahun karena investor kehilangan kepercayaan terhadap logam sebagai penyimpan nilai.

Morgan Stanley memangkas target 2013 ke USD1.409 per ons dari USD1.487, hal ini menurunkan prediksi 2014 menjadi USD1.313 dari USD1.563, dan memangkas perkiraan 2015 menjadi USD1.300 dari USD1.450.

Pengiriman emas untuk Agustus naik sebanyak 0,9 persen menjadi USD1,287.90 per ounce di Comex, sebelum diperdagangkan USD1,277.80. Sementara Aset ETP turun 20 persen pada 2013, setelah naik setiap tahun sejak produk pertama tercatat pada 2003, dengan lebih dari USD55 miliar terhapus dari nilai dana (akibat memudarnya keyakinan investor kini telah berubah lebih serius).
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0670 seconds (0.1#10.140)