Penambang belerang di Kawah Ijen diberi asuransi
A
A
A
Sindonews.com - Sejuta potensi wisata tersimpan di Kabupaten Banyuwangi. Untuk itu, geliat pariwisata juga harus diikuti mampu menggenjot ekonomi warga sekitar.
Salah satunya, adalah geliat penambang belerang di Kawah Ijen. Profesi yang sudah berjalan sejak puluhan tahun silam hingga kini masih digeluti sejumlah warganya.
Pemkab Banyuwangi berusaha untuk menjaga agar keseimbangan alam dan para warga sekitar tetap terjaga. Setidaknya ada 260 Penambang Belerang di kawah tersebut dibekali dengan asurasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Hal itu menyusul aktivitas ini boleh dibilang menantang maut.
"Kami memaksa PT Candi Arimbi (Perusahaan pertambangn Belerang yang berorasi di kawah Ijen) untuk mengasuransikan para penambang. Jika tidak maka izin perpanjangan operasi akan kami cabut," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Selasa (2/7/2013).
Rupanya, permintaan Pemkab Banyuwangi terealisasi. Dengan adanya asuransi ini, penambang akan semakin nyaman. Selain itu, beberapa penambang juga diberikan pelajaran singkat menjadi pemandu wisata. Termasuk, menimbulkan rasa kepemilikkan agar kawah sama-sama merawat dan mengembangkan kawasan wisata Kawah Ijen.
"Ini adalah bagian dari visi Banyuwangi mewujudkan community based tourism (pariwisata berbasis masyarakat). Kebijakan besarnya adalah mendorong interaksi antara masyarakat lokal dan wisatawan," jelas Anas.
Dengan visi tersebut, masyarakat lokal tidak hanya menjadi obyek turistik melainkan ada upaya untuk entrepreneur dan sekaligus diberdayakan dengan menjaga kearifan lokal.
Untuk mengembangkan kawasan Kawah Ijen, Pemkab Banyuwangi mengalokasikan dana Rp4 miliar yang antara lain digunakan untuk penyediaan air bersih dan fasilitas listrik. Akses jalan menuju kawasan wisata tersebut juga telah diperbaiki.
"Masyarakat lokal juga akan dilatih membuat kerajinan/suvenir, memasak kuliner khas lokal untuk dijual, menyediakan kamar untuk tempat menginap, mengajarkan budaya dan kearifan lokal, sekaligus belajar pada wisatawan tentang hal-hal baru. Bahkan hotel-hotel baru di Banyuwangi kami wajibkan membuka ruang bagi masyarakat lokal untuk memasok kebutuhan alat mandi hingga bumbu masak," paparnya.
Salah satunya, adalah geliat penambang belerang di Kawah Ijen. Profesi yang sudah berjalan sejak puluhan tahun silam hingga kini masih digeluti sejumlah warganya.
Pemkab Banyuwangi berusaha untuk menjaga agar keseimbangan alam dan para warga sekitar tetap terjaga. Setidaknya ada 260 Penambang Belerang di kawah tersebut dibekali dengan asurasi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Hal itu menyusul aktivitas ini boleh dibilang menantang maut.
"Kami memaksa PT Candi Arimbi (Perusahaan pertambangn Belerang yang berorasi di kawah Ijen) untuk mengasuransikan para penambang. Jika tidak maka izin perpanjangan operasi akan kami cabut," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Selasa (2/7/2013).
Rupanya, permintaan Pemkab Banyuwangi terealisasi. Dengan adanya asuransi ini, penambang akan semakin nyaman. Selain itu, beberapa penambang juga diberikan pelajaran singkat menjadi pemandu wisata. Termasuk, menimbulkan rasa kepemilikkan agar kawah sama-sama merawat dan mengembangkan kawasan wisata Kawah Ijen.
"Ini adalah bagian dari visi Banyuwangi mewujudkan community based tourism (pariwisata berbasis masyarakat). Kebijakan besarnya adalah mendorong interaksi antara masyarakat lokal dan wisatawan," jelas Anas.
Dengan visi tersebut, masyarakat lokal tidak hanya menjadi obyek turistik melainkan ada upaya untuk entrepreneur dan sekaligus diberdayakan dengan menjaga kearifan lokal.
Untuk mengembangkan kawasan Kawah Ijen, Pemkab Banyuwangi mengalokasikan dana Rp4 miliar yang antara lain digunakan untuk penyediaan air bersih dan fasilitas listrik. Akses jalan menuju kawasan wisata tersebut juga telah diperbaiki.
"Masyarakat lokal juga akan dilatih membuat kerajinan/suvenir, memasak kuliner khas lokal untuk dijual, menyediakan kamar untuk tempat menginap, mengajarkan budaya dan kearifan lokal, sekaligus belajar pada wisatawan tentang hal-hal baru. Bahkan hotel-hotel baru di Banyuwangi kami wajibkan membuka ruang bagi masyarakat lokal untuk memasok kebutuhan alat mandi hingga bumbu masak," paparnya.
(gpr)