Skema subsidi BBM tetap masih sebatas wacana
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan M. Chatib Basri mengungkapkan, skema subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) secara tetap masih menjadi wacana di tingkat Komisi XI dan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI. Dia juga menyebut subsidi model ini pernah dilakukan ketika zaman Presiden Megawati Soekarnoputri.
"Skema subsidi tetap, kemarin dari pembicaraan Komisi XI dan Banggar. Pemerintah sedang mengkaji kemungkinan mengenai subsidi tetap yang pernah dilakukan waktu zaman (Presiden) Ibu Mega, ini masih dikaji," ujar Chatib di gedung DPR, Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Dia menambahkan, subsidi tetap ini tidak akan mengikuti harga pasar, dan hanya mengikuti besaran subsidinya berapapun harga minyak dunia.
"Misalnya kayak begini, sekarang harga minyak di pasar internasional sekitar Rp9.000 sedangkan harga di domestik Rp6.500 selisihnya Rp2.500 kan, berarti per liter taruh Rp2.500 subsidinya. Berapapun harga minyak subsidi tetap Rp2.500, misal naik Rp10 ribu maka harga subsidi tetap Rp2.500," papar Chatib.
Tetapi dia masih belum mengetahui besaran angka subsidi tetap andaikan wacana ini benar-benar terwujud. "Saya enggak tahu pasti angkanya berapa, apakah bisa atau enggak, ini dikaji. Dengan ada kemungkinan dengan supply produksi harga minyak di 2014 lebih rendah turun ke Rp8.000," pungkasnya.
"Skema subsidi tetap, kemarin dari pembicaraan Komisi XI dan Banggar. Pemerintah sedang mengkaji kemungkinan mengenai subsidi tetap yang pernah dilakukan waktu zaman (Presiden) Ibu Mega, ini masih dikaji," ujar Chatib di gedung DPR, Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Dia menambahkan, subsidi tetap ini tidak akan mengikuti harga pasar, dan hanya mengikuti besaran subsidinya berapapun harga minyak dunia.
"Misalnya kayak begini, sekarang harga minyak di pasar internasional sekitar Rp9.000 sedangkan harga di domestik Rp6.500 selisihnya Rp2.500 kan, berarti per liter taruh Rp2.500 subsidinya. Berapapun harga minyak subsidi tetap Rp2.500, misal naik Rp10 ribu maka harga subsidi tetap Rp2.500," papar Chatib.
Tetapi dia masih belum mengetahui besaran angka subsidi tetap andaikan wacana ini benar-benar terwujud. "Saya enggak tahu pasti angkanya berapa, apakah bisa atau enggak, ini dikaji. Dengan ada kemungkinan dengan supply produksi harga minyak di 2014 lebih rendah turun ke Rp8.000," pungkasnya.
(gpr)