Lonjakan harga bensin dorong inflasi AS naik 0,5%
A
A
A
Sindonews.com - Harga konsumen di Amerika Serikat pada Juni 2013 naik lebih dari perkiraan, terutama karena lonjakan harga bensin di SPBU.
Dilansir dari AFP, Selasa (16/7/2013), Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan, indeks harga konsumen (Consumer Price Index/CPI) pada Juni naik 0,5 persen, dari bulan sebelumnya 0,1 persen. CPI inti, tidak termasuk harga makanan dan energi meningkat 0,2 persen, pada kecepatan yang sama pada Mei.
Harga makanan naik 0,2 persen, setelah penurunan 0,1 persen pada bulan sebelumnya. Sementara core CPI datang seperti yang diproyeksikan, di mana harga merangkak lebih tinggi dari kenaikan rata-rata yang diperkirakan analis sebesar 0,3 persen.
Departemen Tenaga Kerja menjelaskan, lompatan harga bensin 6,3 persen menyumbang sekitar dua pertiga dari kenaikan CPI. Indeks energi secara keseluruhan naik 3,4 persen, setelah hanya meningkat 0,4 persen pada Mei.
Namun, tekanan inflasi tetap jinak di tengah ekonomi hangat masih berjuang mendapatkan traksi empat tahun setelah resesi besar berakhir.
Pada basis 12 bulan, harga konsumen naik 1,8 persen pada Juni, mengambil kenaikan 1,4 persen pada bulan sebelumnya.
Departemen mencatat harga inti 1,6 persen lebih tinggi, perubahan terkecil dalam 12 bulan sejak Juni 2011. Data menunjukkan inflasi di bawah target Federal Reserve AS (Fed) sebesar 2,0 persen.
"Harga-harga konsumen tampak mengatur untuk mengakhiri peregangan lambat, tetapi percepatan akan tertib," kata Arijit Dutta, analis dari Moody Analytics.
Dilansir dari AFP, Selasa (16/7/2013), Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan, indeks harga konsumen (Consumer Price Index/CPI) pada Juni naik 0,5 persen, dari bulan sebelumnya 0,1 persen. CPI inti, tidak termasuk harga makanan dan energi meningkat 0,2 persen, pada kecepatan yang sama pada Mei.
Harga makanan naik 0,2 persen, setelah penurunan 0,1 persen pada bulan sebelumnya. Sementara core CPI datang seperti yang diproyeksikan, di mana harga merangkak lebih tinggi dari kenaikan rata-rata yang diperkirakan analis sebesar 0,3 persen.
Departemen Tenaga Kerja menjelaskan, lompatan harga bensin 6,3 persen menyumbang sekitar dua pertiga dari kenaikan CPI. Indeks energi secara keseluruhan naik 3,4 persen, setelah hanya meningkat 0,4 persen pada Mei.
Namun, tekanan inflasi tetap jinak di tengah ekonomi hangat masih berjuang mendapatkan traksi empat tahun setelah resesi besar berakhir.
Pada basis 12 bulan, harga konsumen naik 1,8 persen pada Juni, mengambil kenaikan 1,4 persen pada bulan sebelumnya.
Departemen mencatat harga inti 1,6 persen lebih tinggi, perubahan terkecil dalam 12 bulan sejak Juni 2011. Data menunjukkan inflasi di bawah target Federal Reserve AS (Fed) sebesar 2,0 persen.
"Harga-harga konsumen tampak mengatur untuk mengakhiri peregangan lambat, tetapi percepatan akan tertib," kata Arijit Dutta, analis dari Moody Analytics.
()