PM India akui pertumbuhan ekonomi lebih rendah
A
A
A
Sindonews.com - Perdana Menteri India, Manmohan Singh mengakui negaranya akan mencatat pertumbuhan yang lebih rendah dari yang diharapkan pada 2013-2014. Dia mendesak investor tetap optimis.
Singh juga menekankan India harus menurunkan defisit transaksi berjalan (current account) menjadi 2,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) dan berjanji langkah-langkah lebih untuk membuka ekonomi berjuang untuk investor asing, setelah reformasi baru-baru.
Kurang dari setahun sebelum pemilu, Singh mencoba membangun kembali kepercayaan dalam perekonomian yang tumbuh 5 persen tahun lalu - yang paling lambat dalam satu dekade - dan meningkatkan rupee, yang telah mencapai rekor terendah dalam beberapa pekan terakhir.
"Kami telah menargetkan pertumbuhan 6,5 persen pada saat anggaran disajikan, tapi tampaknya seolah-olah akan lebih rendah dari itu," kata Singh, seperti dilansir dari AFP, Jumat (19/7/2013).
"Yang paling mendesak penyebab kekhawatiran adalah volatilitas rupee di pasar valuta asing," ujar Singh, sambil menambahkan situasi itu mungkin diperburuk oleh menggelembungnya defisit transaksi berjalan sebesar 4,7 persen pada 2012-2013.
Singh menekankan membawa defisit transaksi berjalan turun menjadi 2,5 persen dari PDB. "Hal ini jelas tidak mungkin dilakukan dalam satu tahun. Tapi, saya berharap defisit transaksi berjalan pada 2013-2014 akan jauh lebih rendah daripada tahun lalu," jelasnya.
Defisit India terutama berasal dari impor minyak dan emas yang besar, di mana Singh mengatakan, pemerintah harus mengambil langkah-langkah serius untuk mengurangi permintaan di kedua produk tersebut, dan mengekspresikan harapan pelemahan rupee akan mendorong ekspor.
Berdasarkan data yang dirilis bulan lalu, defisit transaksi berjalan India menyempit menjadi 3,6 persen dari produk domestik bruto pada kuartal pertama 2013.
Singh juga menekankan India harus menurunkan defisit transaksi berjalan (current account) menjadi 2,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) dan berjanji langkah-langkah lebih untuk membuka ekonomi berjuang untuk investor asing, setelah reformasi baru-baru.
Kurang dari setahun sebelum pemilu, Singh mencoba membangun kembali kepercayaan dalam perekonomian yang tumbuh 5 persen tahun lalu - yang paling lambat dalam satu dekade - dan meningkatkan rupee, yang telah mencapai rekor terendah dalam beberapa pekan terakhir.
"Kami telah menargetkan pertumbuhan 6,5 persen pada saat anggaran disajikan, tapi tampaknya seolah-olah akan lebih rendah dari itu," kata Singh, seperti dilansir dari AFP, Jumat (19/7/2013).
"Yang paling mendesak penyebab kekhawatiran adalah volatilitas rupee di pasar valuta asing," ujar Singh, sambil menambahkan situasi itu mungkin diperburuk oleh menggelembungnya defisit transaksi berjalan sebesar 4,7 persen pada 2012-2013.
Singh menekankan membawa defisit transaksi berjalan turun menjadi 2,5 persen dari PDB. "Hal ini jelas tidak mungkin dilakukan dalam satu tahun. Tapi, saya berharap defisit transaksi berjalan pada 2013-2014 akan jauh lebih rendah daripada tahun lalu," jelasnya.
Defisit India terutama berasal dari impor minyak dan emas yang besar, di mana Singh mengatakan, pemerintah harus mengambil langkah-langkah serius untuk mengurangi permintaan di kedua produk tersebut, dan mengekspresikan harapan pelemahan rupee akan mendorong ekspor.
Berdasarkan data yang dirilis bulan lalu, defisit transaksi berjalan India menyempit menjadi 3,6 persen dari produk domestik bruto pada kuartal pertama 2013.
(dmd)