Perusahaan Korsel kembangkan Wood Pellet di Indonesia

Senin, 26 Agustus 2013 - 17:40 WIB
Perusahaan Korsel kembangkan Wood Pellet di Indonesia
Perusahaan Korsel kembangkan Wood Pellet di Indonesia
A A A
Sindonews.com – Sejumlah perusahaan Korea Selatan (Korsel) mencoba mengembangkan Wood Pellet di Indonesia dalam upaya mendapatkan sumber energi biomassa. Sebagaimana diketahui, 'Negeri Ginseng' itu telah memberlakukan kebijakan RPS (renewable portfolio standard), di mana perusahaan-perusahaan pembangkit tenaga listrik besar wajib menggunakan energi terbarukan.

Perusahaan konsorsium yang mencakup Depian Co Ltd, SK Forest Co Ltd, Halla Engineering & Construction Co Ltd, Korea Trade Insurance Corporation (K-Sure), Industrial Bank of Korea (IBK), serta Moody Korea (KIS) dan salah satu perusahaan pembangkit listrik di Korea Selatan, berencana menginvestasikan USD17juta untuk memproduksi Wood Pellet dan penanaman tanaman energi di Pelaihari, Kalimantan Selatan. Mereka akan memasok Wood Pellet ke Korea Selatan.

Melalui PT SL Agro Industry dan PT Inhutani III (KSO), konsorsium mulai membangun fasilitas pada tahun ini, yang diharapkan dapat beroperasi serta menghasilkan Wood Pellet pada 2014. Kapasitas pabrik mencapai 100.000 ton per tahun dan akan diperluas hingga 200.000 ton per tahun.

Untuk kemajuan proyek tersebut, PT SL Agro Industry dan PT Inhutani III menyelenggarakan dialog bisnis di gedung Manggala, pada 23 Agustus 2013. Para peserta dialog bisnis ini antara lain Yetti Rusli (Kementerian Kehutanan), PT Inhutani III, PT Inhutani I, II, IV, V, Perum Perhutani, Kedutaan Besar Korea Selatan dan Mitra Korea (K-Sure, IBK, Halla Engineering & Construction dan Depian).

"Proyek ini mencakup pembangunan fasilitas untuk memproduksi Wood Pellet dan penanaman kayu sekitar 2.000 hingga 5.000 hektar HTI. Saat ini PT Inhutani III sedang mempersiapkannya dan akan memasok bahan baku untuk memproduksi wood pellet," kata Direktur Utama PT Inhutani III, Bambang Widyantoro.

Kim Joonho, (Project Finance Coordination Department Generation & Desalination Director, K-Sure), K-Sure merupakan perusahaan top ke-4 di dunia dalam bidang asuransi perdagangan dan lembaga pemerintah, mengatakan, "IBK akan memberikan pinjaman sebesar USD12 juta dan K-Sure akan sepenuhnya sebagai penjamin."

Kepala Deputy General Manager, Kepala Bidang Prasarana Tim Keuangan IBK, Kim Yi Kon menyebutkan, "Indonesia merupakan salah satu negara sumber potensial untuk kebutuhan Wood Pellet di Korea Selatan. Selain memberikan pinjaman untuk proyek di Kalimantan Selatan, IBK juga bersedia untuk memfasilitasi pinjaman untuk perusahaan lain di bidang yang sama."

Kepala Proyek Departemen Keuangan 2 Moody Korea (KIS), Ro Ik Ho menuturkan, "KIS merupakan afiliasi dari Moody, yang merupakan salah satu lembaga pemeringkat kredit terkemuka di dunia, dan KIS akan menerapkan studi kelayakan proyek untuk memberikan keaslian dan meningkatkan kepercayaan publik."

Konselor Kehutanan, Pertanian, Perikanan dan Perubahan Iklim, Kedutaan Besar Korea Selatan, Lee Mira mengatakan, kerja sama konsorsium ini bisa berfungsi sebagai pilot project untuk perusahaan Korea Selatan lainnya yang mencari mitra dalam mengembangkan energi alternatif di Indonesia.

"Konsorsium akan menjadi model yang baik untuk mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Namun, sulit bagi mereka untuk menemukan pasangan yang tepat untuk memulai sebuah proyek di Indonesia. Karena itu, Depian Co, Ltd dan PT SL Agro Industry memilih untuk berkolaborasi dengan PT Inhutani III sebagai perusahaan yang dikelola negara,” ujarnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4432 seconds (0.1#10.140)