Ekonomi kurang stabil, CIMB Niaga bidik sektor potensial
A
A
A
Sindonews.com - Meski kondisi perekonomian Indonesia saat ini relatif tidak stabil, PT Bank CIMB Niaga Tbk punya strategi khusus. Mereka berpendapat prudential banking harus semakin ditingkatkan.
Direktur Commercial Banking & Syariah CIMB Niaga, Handoyo Soebali mengemukakan, masih ada sektor-sektor yang berpotensi tetap tumbuh. Sektor-sektor tersebut adalah trading (perdagangan), manufacturing (manufaktur) dan services (layanan), khususnya untuk consumer goods serta otomotif.
“Sektor-sektor itulah yang tetap kami fokuskan dalam penyaluran kredit ke nasabah di segmen High End Commercial Banking, dan kami juga terus memantau industri-industri lain yang masih potensial. Sehingga, di saat kondisi perekonomian Indonesia sudah mulai kondusif kami akan masuk ke sektor-sektor tersebut,” jelas Handoyo dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sindonews, Sabtu (31/8/2013).
CIMB Niaga sendiri telah menyalurkan kredit di segmen High End Commercial Banking sebesar Rp33,26 triliun per 30 Juni 2013. Angka ini meningkat 22 persen dibandingkan pencapaian periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp27,31 triliun.
Adapun, kredit segmen High End Commercial Banking CIMB Niaga melayani nasabah-nasabah perusahaan berskala menengah (emerging corporates). Nasabah dalam golongan ini umumnya merupakan nasabah yang telah well established, familiar dengan bank, serta memiliki pengalaman usaha yang baik. Adapun plafon kredit yang diberikan untuk nasabah di segmen ini rata-rata Rp25 miliar hingga Rp300 miliar.
Handoyo optimistis dengan pertumbuhan kredit di segmen ini. Selain jeli melihat sektor-sektor yang potensial, kunci dalam merebut pangsa pasar di segmen tersebut adalah bagaimana meningkatkan kualitas layanan, fleksibilitas, serta cepat tanggap dalam memenuhi kebutuhan nasabah.
Direktur Commercial Banking & Syariah CIMB Niaga, Handoyo Soebali mengemukakan, masih ada sektor-sektor yang berpotensi tetap tumbuh. Sektor-sektor tersebut adalah trading (perdagangan), manufacturing (manufaktur) dan services (layanan), khususnya untuk consumer goods serta otomotif.
“Sektor-sektor itulah yang tetap kami fokuskan dalam penyaluran kredit ke nasabah di segmen High End Commercial Banking, dan kami juga terus memantau industri-industri lain yang masih potensial. Sehingga, di saat kondisi perekonomian Indonesia sudah mulai kondusif kami akan masuk ke sektor-sektor tersebut,” jelas Handoyo dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sindonews, Sabtu (31/8/2013).
CIMB Niaga sendiri telah menyalurkan kredit di segmen High End Commercial Banking sebesar Rp33,26 triliun per 30 Juni 2013. Angka ini meningkat 22 persen dibandingkan pencapaian periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp27,31 triliun.
Adapun, kredit segmen High End Commercial Banking CIMB Niaga melayani nasabah-nasabah perusahaan berskala menengah (emerging corporates). Nasabah dalam golongan ini umumnya merupakan nasabah yang telah well established, familiar dengan bank, serta memiliki pengalaman usaha yang baik. Adapun plafon kredit yang diberikan untuk nasabah di segmen ini rata-rata Rp25 miliar hingga Rp300 miliar.
Handoyo optimistis dengan pertumbuhan kredit di segmen ini. Selain jeli melihat sektor-sektor yang potensial, kunci dalam merebut pangsa pasar di segmen tersebut adalah bagaimana meningkatkan kualitas layanan, fleksibilitas, serta cepat tanggap dalam memenuhi kebutuhan nasabah.
(dmd)