Rupiah awal pekan ditutup terbenam
A
A
A
Sindonews.com - Posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari pertama bulan ini berdasarkan data Bank Indonesia (BI) hanya berhasil naik tipis, namun rupiah berdasarkan data Bloomberg mengalami depresiasi dalam.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia (BI) pada penutupan perdagangan Senin(2/9/2013) berada di level Rp10.922/USD, terapresiasi 2 poin dibanding hari terakhir pekan lalu di level Rp10.924/USD.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sore ini berada di level Rp11.371/USD, melemah sebanyak 187 poin bila dibanding Jumat (30/8/2013) di level Rp10.184/USD. Sementara pagi tadi, berada di level Rp11.247/USD dan pada siang hari menjadi Rp11.353/USD.
Sedangkan data yahoofinance, mencatat mata uang domestik berada di Rp10.915/USD dengan kisaran Rp10.940-Rp10.978/USD. Posisi itu menguat 10 poin dibanding akhir pekan lalu di Rp10.925/USD.
Sementara data Sindonews bersumber dari Limas mencatat rupiah hari ini diperdagangkan pada harga Rp10.918/USD, menguat 10 poin dibanding perdagangan akhir epkan lalu yang berada di level Rp10.928/USD.
Head of Research & Analysis BNI Nurul Eti Nurbaeti menuturkan, perhatian pelaku pasar hari ini tertuju pada rilis data makro ekonomi di dalam negeri yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), seperti inflasi dan neraca perdagangan (ekspor dan impor).
Meski inflasi Agustus menurun jauh menjadi 1,12 persen dibanding Juli di 3,29 persen, namun IMF memproyeksikan inflasi tahunan Indonesia yang bisa tembus 9,5 persen membuat nilai tukar makin terbenam.
Selain itu, defisit neraca perdagangan Indonesia pada Juli mencapai USD2,31 miliar karena impor sebesar USD17,42 miliar, sedangkan ekspor hanya USD15,11 miliar. "BI kembali menjaga pergerakan nilai tukar di pasar valas hari ini," ujarnya.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia (BI) pada penutupan perdagangan Senin(2/9/2013) berada di level Rp10.922/USD, terapresiasi 2 poin dibanding hari terakhir pekan lalu di level Rp10.924/USD.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sore ini berada di level Rp11.371/USD, melemah sebanyak 187 poin bila dibanding Jumat (30/8/2013) di level Rp10.184/USD. Sementara pagi tadi, berada di level Rp11.247/USD dan pada siang hari menjadi Rp11.353/USD.
Sedangkan data yahoofinance, mencatat mata uang domestik berada di Rp10.915/USD dengan kisaran Rp10.940-Rp10.978/USD. Posisi itu menguat 10 poin dibanding akhir pekan lalu di Rp10.925/USD.
Sementara data Sindonews bersumber dari Limas mencatat rupiah hari ini diperdagangkan pada harga Rp10.918/USD, menguat 10 poin dibanding perdagangan akhir epkan lalu yang berada di level Rp10.928/USD.
Head of Research & Analysis BNI Nurul Eti Nurbaeti menuturkan, perhatian pelaku pasar hari ini tertuju pada rilis data makro ekonomi di dalam negeri yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), seperti inflasi dan neraca perdagangan (ekspor dan impor).
Meski inflasi Agustus menurun jauh menjadi 1,12 persen dibanding Juli di 3,29 persen, namun IMF memproyeksikan inflasi tahunan Indonesia yang bisa tembus 9,5 persen membuat nilai tukar makin terbenam.
Selain itu, defisit neraca perdagangan Indonesia pada Juli mencapai USD2,31 miliar karena impor sebesar USD17,42 miliar, sedangkan ekspor hanya USD15,11 miliar. "BI kembali menjaga pergerakan nilai tukar di pasar valas hari ini," ujarnya.
(rna)