Diserbu produk China, industri monel Jepara lesu

Selasa, 03 September 2013 - 11:45 WIB
Diserbu produk China, industri monel Jepara lesu
Diserbu produk China, industri monel Jepara lesu
A A A
Sindonews.com - Industri kerajinan monel yang ada di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah lesu seiring serbuan produk serupa dari China.

Akibat membanjirnya produk impor ini, industri monel ini mengalami penurunan produksi hingga hampir 50 persen dari biasanya. Industri kerajinan monel di Jepara yang sudah ada sejak 1970-an saat ini tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Kalinyamatan dan Pecangaan.

Industri kerajinan yang berbahan dasar monel atau baja putih ini mampu merekrut ratusan tenaga kerja. Mulai dari perajin hingga penjual monel baik berupa perhiasan anting, cincin, kalung dan gelang.

Harga monel ini bervariasi mulai dari belasan ribu hingga ratusan ribu rupiah tergantung bentuk, jenis maupun bahan. Produk monel dari Jepara saat ini sudah merambah berbagai daerah di Indonesia. Bahkan gelang yang dipakai jamaah haji asal Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir juga merupakan hasil produksi perajin monel Jepara.

Pemilik galeri Seni Sakti Monel, Abdur Rohim mengatakan, serbuan produk monel dari negara asing yang marak dalam dua tahun terakhir telah membuat produksi maupun penjualan monel asal Jepara lesu.

Maklum, harga produk monel dari China tersebut 30 persen lebih murah dari produk serupa buatan Jepara. Rohim mencontohkan, jika kalung produksi Jepara harganya Rp30 ribu, maka produk sejenis dari China hanya dibanderol sekitar Rp20 ribu.

"Ini yang membuat industri monel kita dalam dua tahun terakhir lesu," kata Rohim yang sudah sekitar 24 tahun berkecimpung dalam industri monel Jepara, Selasa (3/9/2013).

Kondisi ini, kata dia, mengakibatkan tingkat produksi maupun penjualan produk monel Jepara mengalami penurunan hingga hampir 50 persen. Akibatnya, saat ini banyak perajin monel kelas kecil yang gulung tikar dan beralih profesi.

Selain itu, imbas negatif juga dirasakan pengusaha monel kelas menengah ke atas. Mereka juga terpaksa merumahkan sejumlah karyawannya karena permintaan dari pasar semakin lesu.

"Karyawan saya awalnya sekitar 50 orang. Tapi sekarang sekitar 10-15 orang saya rumahkan untuk sementara. Nanti kalau kondisinya sudah normal saya tarik lagi," kata dia.

Kabid Perhubungan pada Disperindag Kabupaten Jepara, Subkhan mengatakan, Pemkab sudah menggelar berbagai langkah agar eksistensi industri monel tetap terjaga. Salah satunya, yakni dengan mendirikan klinik desain. Para pengusaha monel bisa mengembangkan usahanya dengan menerapkan desain-desain yang dikembangkan di klinik tersebut.

Selain itu, Pemkab Jepara juga terus berupaya mengenalkan produk andalannya kepada publik lewat berbagai ajang pameran. Agar hasilnya lebih maksimal, ke depan direncanakan akan digelar pameran khusus untuk produk tertentu asal Jepara.

"Kita berharap nanti juga ada showroom miniature produk asal Jepara. Mungkin bisa seperti yang ada di Disperindag Provinsi Jawa Tengah. Jadi semua produk bisa dipajang dan publik bisa mendapat informasi memadai terkait berbagai kerajinan asli Jepara," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5863 seconds (0.1#10.140)