Produsen tahu di Makassar mulai gulung tikar
A
A
A
Sindonews.com - Belum normalnya harga kedelai di pasaran membuat sejumlah produsen tahu di Makassar, Sulawesi Selatan mulai gulung tikar. Para produsen tahu mengaku, mahalnya harga kedelai serta tingginya biaya produksi memaksa mereka menghentikan aktivitas pembuatan tahu.
Berdasarkan pantauan di lapangan, salah satu rumah produksi tahu di kawasan Jalan Baji Nyawa, Makassar terlihat tidak melakukan aktivitas pembuatan tahu. Produksi tahu di tempat milik Slamet itu berhenti produksi sejak naiknya harga kedelai.
Menurut Slamet, dia terpaksa menutup usahanya sejak naiknnya harga kedelai lantaran tak mampu lagi menutup biaya produksi yang juga mengalami kenaikkan.
"Sejak harga kedelai naik, saya terpaksa menutup usaha karena biaya produksi juga naik," kata dia, Senin (9/9/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, akibat penutupan usahanya tersebut, sejumlah karyawannya terpaksa memilih bekerja di tempat lain. Sementara itu, untuk menutupi biaya kehidupan sehari-hari, dia mengaku hanya membeli tahu dari produsen lain yang masih bertahan untuk dijual kembali.
Dengan kondisi ini, Slamet berharap agar pemerinah dapat kembali menormalkan harga kedelai, sehingga dia dapat kembali membuka usahanya tersebut.
Berdasarkan pantauan di lapangan, salah satu rumah produksi tahu di kawasan Jalan Baji Nyawa, Makassar terlihat tidak melakukan aktivitas pembuatan tahu. Produksi tahu di tempat milik Slamet itu berhenti produksi sejak naiknya harga kedelai.
Menurut Slamet, dia terpaksa menutup usahanya sejak naiknnya harga kedelai lantaran tak mampu lagi menutup biaya produksi yang juga mengalami kenaikkan.
"Sejak harga kedelai naik, saya terpaksa menutup usaha karena biaya produksi juga naik," kata dia, Senin (9/9/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, akibat penutupan usahanya tersebut, sejumlah karyawannya terpaksa memilih bekerja di tempat lain. Sementara itu, untuk menutupi biaya kehidupan sehari-hari, dia mengaku hanya membeli tahu dari produsen lain yang masih bertahan untuk dijual kembali.
Dengan kondisi ini, Slamet berharap agar pemerinah dapat kembali menormalkan harga kedelai, sehingga dia dapat kembali membuka usahanya tersebut.
(rna)