Harga emas global kembali turun
A
A
A
Sindonews.com - Harga emas dunia di hari kedua perdagangan pekan ini kembali jatuh, menanggapi langkah Rusia yang menyerukan Suriah untuk menyerahkan senjata kimia.
Bullion sempat mencapai angka tertinggi dalam tiga bulan sebesar USD1.433,83 per ounce pada 28 Agustus lalu, di tengah kekhawatiran serangan AS terhadap Suriah, atas dugaan penggunaan senjata kimia yang menewaskan warga sipil.
Rusia mengusulkan agar Suriah menyerahkan senjata kimia untuk mencegah serangan dan mereka menyambut baik gagasan tersebut.
Emas turun 18 persen tahun ini, karena beberapa investor kehilangan kepercayaan terhadap logam sebagai penyimpan nilai dan spekulasi Federal Reserve AS (Fed) yang akan mulai mengurangi stimulus.
Berdasarkan survei Bloomberg News, para pembuat kebijakan Fed diperkirakan akan memotong pembelian utang bulanan sebesar USD10 miliar pada pertemuan 17-18 September, walau angka pekerjaan AS bertambah sedikit.
"Karena ketegangan geopolitik memudar, harga emas diperkirakan akan turun. Penyempitan pelonggaran kuantitatif Fed juga menjadi perhatian. Di mana harga emas mungkin tetap di bawah tekanan," kata analis berbasis di Hyderabad, India, Karvy Comtrade Ltd, dalam laporannya, seperti dilansir dari Bloomberg.
Emas untuk pengiriman segera turun 0,8 persen menjadi USD1.375,71 per ounce pada 09.52 di London. Sementara bullion untuk pengiriman Desember turun 0,8 persen sebesar USD1.375 per ounce di Comex, New York .
Holdings pada produk yang diperdagangkan di bursa emas, mendukung turun 2,9 metrik ton kemarin menjadi 1.950,8 ton. Mereka telah menambah 3,9 ton sejak mencapai level terendah dalam tiga tahun pada 8 Agustus.
Perak untuk pengiriman segera turun 1,9 persen menjadi USD23,267 per ounce di London. Platinum kehilangan 0,3 persen menjadi USD1.478,62 per ounce. Palladium 0,3 persen lebih tinggi di USD688,84 per ounce. Harga sempat mencapai USD681,68 kemarin, level terendah sejak 8 Juli.
Bullion sempat mencapai angka tertinggi dalam tiga bulan sebesar USD1.433,83 per ounce pada 28 Agustus lalu, di tengah kekhawatiran serangan AS terhadap Suriah, atas dugaan penggunaan senjata kimia yang menewaskan warga sipil.
Rusia mengusulkan agar Suriah menyerahkan senjata kimia untuk mencegah serangan dan mereka menyambut baik gagasan tersebut.
Emas turun 18 persen tahun ini, karena beberapa investor kehilangan kepercayaan terhadap logam sebagai penyimpan nilai dan spekulasi Federal Reserve AS (Fed) yang akan mulai mengurangi stimulus.
Berdasarkan survei Bloomberg News, para pembuat kebijakan Fed diperkirakan akan memotong pembelian utang bulanan sebesar USD10 miliar pada pertemuan 17-18 September, walau angka pekerjaan AS bertambah sedikit.
"Karena ketegangan geopolitik memudar, harga emas diperkirakan akan turun. Penyempitan pelonggaran kuantitatif Fed juga menjadi perhatian. Di mana harga emas mungkin tetap di bawah tekanan," kata analis berbasis di Hyderabad, India, Karvy Comtrade Ltd, dalam laporannya, seperti dilansir dari Bloomberg.
Emas untuk pengiriman segera turun 0,8 persen menjadi USD1.375,71 per ounce pada 09.52 di London. Sementara bullion untuk pengiriman Desember turun 0,8 persen sebesar USD1.375 per ounce di Comex, New York .
Holdings pada produk yang diperdagangkan di bursa emas, mendukung turun 2,9 metrik ton kemarin menjadi 1.950,8 ton. Mereka telah menambah 3,9 ton sejak mencapai level terendah dalam tiga tahun pada 8 Agustus.
Perak untuk pengiriman segera turun 1,9 persen menjadi USD23,267 per ounce di London. Platinum kehilangan 0,3 persen menjadi USD1.478,62 per ounce. Palladium 0,3 persen lebih tinggi di USD688,84 per ounce. Harga sempat mencapai USD681,68 kemarin, level terendah sejak 8 Juli.
(dmd)