Pasca mogok, harga tahu-tempe langsung naik
A
A
A
Sindonews.com - Hari pertama berjualan setelah tiga hari melakukan aksi mogok produksi dan berjualan, para penjual tahu dan tempe mulai diserbu pembeli. Namun, harganya naik seperti terjadi di Pasar kawasan Tangsel yang naik Rp1.000 per item.
Seperti yang terlihat di Pasar Tradisional Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (12/9/2013). Di area pasar tersebut tak bisa lagi ditemukan tukang penjual tempe, sama seperti kemarin. Namun bukan karena masih melakukan mogok, melainkan habis diborong pembeli.
"Penjual tempe sudah habis diserbu pembeli, penjualnya sudah pulang dari jam 7 pagi tadi," ujar Undang, penjual tahu yang lapaknya disebelah lapak tempe yang sudah kosong.
Dagangan milik Undang pun hampir habis, hari ini dia mengaku menjual 1.200 tahu kuning, yang dijualnya Rp5 ribu sampai Rp6 ribu per 10 tahun. "Sudah mau habis ini. Hari pertama berjualan sih, jadi diserbu pembelinya," ungkap dia.
Biasanya, Undang harus menunggu sampai pukul 5 sore agar jualannya habis. Namun, hari ini langsung ludes hanya beberapa jam saja. Undang mengakui bahwa saat ini ia menjual barang dagangannya naik Rp1.000 dari harga sebelumnya. Hal ini bukan dikarenakan aji mumpung karena tidak ada tempe tahu, melainkan karena harga bahan baku pembuat tahu tempe yang masih melambung tinggi.
Untuk diketahui, penjual tahu tempe di sekitar Tangerang sejak Senin lalu melakukan aksi mogok produksi dan berjualan. Para perajin dan penjual memprotes sikap pemerintah yang tidak responsif menangani harga kedelai yang terus merangkak naik.
Seperti yang terlihat di Pasar Tradisional Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (12/9/2013). Di area pasar tersebut tak bisa lagi ditemukan tukang penjual tempe, sama seperti kemarin. Namun bukan karena masih melakukan mogok, melainkan habis diborong pembeli.
"Penjual tempe sudah habis diserbu pembeli, penjualnya sudah pulang dari jam 7 pagi tadi," ujar Undang, penjual tahu yang lapaknya disebelah lapak tempe yang sudah kosong.
Dagangan milik Undang pun hampir habis, hari ini dia mengaku menjual 1.200 tahu kuning, yang dijualnya Rp5 ribu sampai Rp6 ribu per 10 tahun. "Sudah mau habis ini. Hari pertama berjualan sih, jadi diserbu pembelinya," ungkap dia.
Biasanya, Undang harus menunggu sampai pukul 5 sore agar jualannya habis. Namun, hari ini langsung ludes hanya beberapa jam saja. Undang mengakui bahwa saat ini ia menjual barang dagangannya naik Rp1.000 dari harga sebelumnya. Hal ini bukan dikarenakan aji mumpung karena tidak ada tempe tahu, melainkan karena harga bahan baku pembuat tahu tempe yang masih melambung tinggi.
Untuk diketahui, penjual tahu tempe di sekitar Tangerang sejak Senin lalu melakukan aksi mogok produksi dan berjualan. Para perajin dan penjual memprotes sikap pemerintah yang tidak responsif menangani harga kedelai yang terus merangkak naik.
(izz)