IHSG masih dibayangi aksi ambil untung

Senin, 07 Oktober 2013 - 08:20 WIB
IHSG masih dibayangi...
IHSG masih dibayangi aksi ambil untung
A A A
Sindonews.com - Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada melihat potensi pelemahan lanjutan atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setelah pada perdagangan akhir pekan lalu IHSG tumbang oleh derasnya aksi ambil untung.

"Pada perdagangan hari ini diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.360-4.380 dan resistance 4.420-4.430. Hambatan IHSG dalam mempertahankan tren kenaikan jangka pendeknya ialah kemungkinan masih berlanjutnya aksi profit taking. IHSG pun dimungkinkan akan bergerak variatif kecuali jika mampu mengikuti positifnya laju bursa saham global," kata Reza, Senin (7/10/2013).

Bila menilik laju IHSG, akhirnya lunglai di akhir pekan setelah terkena profit taking dengan sentimen kembalinya rupiah yang mengalami pelemahan dan variatifnya bursa saham Asia setelah terimbas pelemahan bursa saham AS karena belum adanya tanda-tanda pembahasan anggaran yang akhirnya memicu ekonomi AS mengalami partial shutdown.

Di sisi lain, masih berlanjutnya transaksi asing juga turut memperlambat laju IHSG, sehingga terkapar di zona merah. Sepanjang perdagangan akhir pekan lalu, IHSG menyentuh level 4.422,78 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.395,75 (level terendahnya) juga di awal sesi 1 dan berakhir di level 4.418,64.

"Meski laju IHSG sempat melewati target support kami (4.385-4.405) namun, kembali berakhir dalam kisaran tersebut," kata Reza.

Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.

Dari luar negeri, laju bursa saham Asia mulai variatif di akhir pekan seiring masih adanya penilaian bahwa kondisi partial shutdown ekonomi AS akan menunda tapering stimulus The Fed.

Di sisi lain, beberapa berita positif dari para emiten mampu mengimbangi kabar negatif dari AS tersebut meski tak jarang ada pula beberapa emiten lainnya, terutama yang banyak eksposure ke AS mengalami pelemahan.

Para pengamat mencoba meyakinkan risiko default-nya ekonomi AS kecil kemungkinannya dengan asumsi mulai melunaknya pihak senat dan pemerintahan AS dalam merumuskan anggaran.

Pelaku pasar menilai tidak mungkin pemerintah dan senat akan membiarkan ekonomi AS masuk ke jurang default yang berujung resesi meskipun hingga hari ke-4 belum ada tanda tanda kesepakatan antar kedua kubu.

Hal tersebut dipertegas oleh Ketua DPR John Boehner, bahwa ia dan partainya tidak akan membiarkan ekonomi AS default terhadap utang dan upaya penyelesaiannya harus dimulai dengan negosiasi.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5988 seconds (0.1#10.140)