Bonehau akan dijadikan lumbung sawit baru

Minggu, 13 Oktober 2013 - 14:35 WIB
Bonehau akan dijadikan...
Bonehau akan dijadikan lumbung sawit baru
A A A
Sindonews.com - Kecamatan Bonehau dalam waktu dekat akan dijadikan sebagai lumbung sawit baru di Mamuju, Sulawesi Barat. Daerah ini sebelumnya dikenal memiliki kekayaan pertambangan yang belum terolah seperti batu bara, mangan, emas dan lain sebagainya.

Kepastian ini diungkap Ceo Houlding Group Mamuju Agri Lestati (MAL) Chandra, Minggu (13/10/2013). Dikatakannya, Mamuju sebelumnya dikenal sebagai penghasil kelapa sawit terbesar yang terfokus di Kecamatan Tobadak. Daerah ini sekarang masuk ke wilayah Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng).

"Dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, kami akan lewati Kecamatan Tobadak sebagai penghasil sawit terbesar di Mamuju. Sekarang daerah itu sudah masuk wilayah Mateng," katanya.

Sebelumnya Chandra dan Bupati Mamuju Suhardi Duka, meninjau lokasi pembibitan kelapa sawit sembari membagikan sembako pada masyarakat setempat. Lokasi utama lahan sawit ini terletak di Desa Hinua. Selain mereka berdua, sejumlah tokoh juga ikut melihat lokasi.

Antara lain Jenderal (Pur) Jusuf Maggabarani, tokoh masyarakat Tobadak Aras Tammauni, Kapolres Mamuju AKBP Eko Wagianto, Dandim 1418 Mamuju Letkol Inf Pramungkas Agus T dan Komisaris Utama maskapai Sriwijaya Air Hendry Lie. Perusahaan penerbangan yang juga salah satu cabang MAL ini ikut menanamkan modal sebesar 80 persen.

"Kehadiran MAL di Mamuju atas undangan Bupati. Selain untuk tujuan investasi, juga benar-benar ingin membangun dan memberdayakan mayarakat setempat untuk peningkatan kesejahteraannya. Kami mungkin akan berbeda dengan perusahaan lain sebelumnya. Karena kami akan menerapkan sistim satu untuk semua, semua untuk satu. Dimana seluruh masyarakat dengan perusahaan akan sama-sama menerima keuntungan," tutur Chandra.

Diperkirakan perusahaan yang akan menggunakan lahan seluas ribuan hektar ini dapat menampung sebanyak enam ribu orang tenaga kerja. Dipastikan, hampir keseluruhan menggunakan tenaga lokal. Dan hasil pekebunannya ditargetkan dapat mencapai 20 ton per hektarenya.

Jusuf Manggabarani mengatakan, keberhasilan suatu daerah dalam membangun kemitraan dengan perusahaan dapat berimplikasi pada kemajuan daerah itu sendiri. Namun semua sangat bergantung pada sikap masyarakat daerah itu.

"Kalau ada yang masuk ke daerah kita untuk membangun, jangan dilihat sebagai pendatang baru yang harus dimusuhi. Tapi lihatlah sebagai warga baru yang ingin memperbaiki daerah supaya mereka tidak kapok," kata Mantan Wakapolri ini.

Senada dengan itu Suhardi Duka mengakui, harmonisasi hubungan masyarakat dengan perusahaan kadangkala dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk mengeruk keuntungan pribadi. Dengan menanamkan rasa curiga sehingga ruang masyarakat untuk berkembang menjadi kecil.

Suhardi meyakinkan bahwa perusahaan MAL berinvestasi di daerah ini dengan nawaitu ingin memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat. MAL dianggap Suhardi adalah perusahaan yang memiliki kapabilitas dan kemampuan yang diinginkan. "Saya ingin masyarakat saya sejahtera di tanah mereka sendiri," katanya.

Dia juga mengingat MAL untuk membiayai segala kegiatan yang ditargetkan. Dan membuat komitmen yang menguntungkan semua pihak.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0674 seconds (0.1#10.140)