Risiko konstruksi perlu dipetakan
A
A
A
Sindonews.com - Selama ini, konstruksi dianggap sebagai industri high risk, pekerjaan lapangan yang berisiko tinggi. Jika risiko-risiko ini dapat dipetakan, maka cost of risk diyakini akan berkurang.
Kepala Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi (Pusbin SDI) Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, M Natsir mengatakan, telah dilakukan koordinasi dengan Menteri Keuangan terkait masalah perbankan.
"Tetapi harus diakui bahwa interest rate ditentukan oleh mekanisme perbankan," katanya saat membuka pameran dan konferensi konstruksi Concrete Show South East Asia 2013 yang diadakan pertama kali di Indonesia pada 24-26 Oktober 2013 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (24/10/2013).
Namun, untuk luar negeri telah terbentuk lembaga ekspor pembiayaan negara yang memiliki penilaian terhadap risiko-risiko bunga yang cukup tajam dan ditetapkan lebih rendah hingga 9 persen di bawah rate komersial.
"Intinya jika kita dapat memetakan risiko konstruksi maka bunga bank akan lebih baik," pungkas Natsir.
Kepala Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi (Pusbin SDI) Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, M Natsir mengatakan, telah dilakukan koordinasi dengan Menteri Keuangan terkait masalah perbankan.
"Tetapi harus diakui bahwa interest rate ditentukan oleh mekanisme perbankan," katanya saat membuka pameran dan konferensi konstruksi Concrete Show South East Asia 2013 yang diadakan pertama kali di Indonesia pada 24-26 Oktober 2013 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (24/10/2013).
Namun, untuk luar negeri telah terbentuk lembaga ekspor pembiayaan negara yang memiliki penilaian terhadap risiko-risiko bunga yang cukup tajam dan ditetapkan lebih rendah hingga 9 persen di bawah rate komersial.
"Intinya jika kita dapat memetakan risiko konstruksi maka bunga bank akan lebih baik," pungkas Natsir.
(izz)