Indonesia harus cepat gerakkan geothermal
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Pertamina Geothermal Energy, Ardiansyah mengatakan, Indonesia harus lebih cepat menggerakkan geothermal.
Dia mengakui, Indonesia adalah negara yang memiliki potensi energi terbesar di dunia yaitu 28 gigawatt. Jika semua geothermal bisa dimanfaatkan Indonesia tidak perlu khawatir akan kenaikan harga minyak, termasuk jika dolar Amerika Serrikat naik.
"Itu karena PLT geothermal tidak tergantung bahan baku, tidak tergantung bahan bakar dan tidak tergantung nilai dolar, itulah poin paling kuat dari geothermal," ucapnya di kantro pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (1/11/2013).
Dia mengatakan, dibandingkan negara lain, Indonesia paling rendah dalam pemanfaatannya, kecuali Jepang. Di mana Jepang tidak memungkinkan geothermal karena infrastruktur land dan tingginya infrastruktur teknologi di negara tersebut. Sehingga, Jepang tidak membutuhkan geothermal untuk electricity.
"Ironisnya, Indonesia membutuhkan diversifikasi energi, tetapi energi keterbukaan sangat ketinggalan," ujarnya seraya mengatakan, hal tersebut disebabkan karena selama ini masyarakat terbuai terhadap oil dan gas.
Seperti diketahui bahwa Philipina dan Islandia termasuk negara yang mengembangkan geothermal. Sedangkan Norwegia yang merupakan negara ekspor terbesar di dinia nomor dua setelah Rusia masih memakai geothermal.
"Untuk energi mix, geothermal masih berfungsi sekitar lima persen, dan target 2025 adalah 12 persen akan tetapi dengan catatan energi lain juga maju bersama geothermal," pungkasnya.
Dia mengakui, Indonesia adalah negara yang memiliki potensi energi terbesar di dunia yaitu 28 gigawatt. Jika semua geothermal bisa dimanfaatkan Indonesia tidak perlu khawatir akan kenaikan harga minyak, termasuk jika dolar Amerika Serrikat naik.
"Itu karena PLT geothermal tidak tergantung bahan baku, tidak tergantung bahan bakar dan tidak tergantung nilai dolar, itulah poin paling kuat dari geothermal," ucapnya di kantro pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (1/11/2013).
Dia mengatakan, dibandingkan negara lain, Indonesia paling rendah dalam pemanfaatannya, kecuali Jepang. Di mana Jepang tidak memungkinkan geothermal karena infrastruktur land dan tingginya infrastruktur teknologi di negara tersebut. Sehingga, Jepang tidak membutuhkan geothermal untuk electricity.
"Ironisnya, Indonesia membutuhkan diversifikasi energi, tetapi energi keterbukaan sangat ketinggalan," ujarnya seraya mengatakan, hal tersebut disebabkan karena selama ini masyarakat terbuai terhadap oil dan gas.
Seperti diketahui bahwa Philipina dan Islandia termasuk negara yang mengembangkan geothermal. Sedangkan Norwegia yang merupakan negara ekspor terbesar di dinia nomor dua setelah Rusia masih memakai geothermal.
"Untuk energi mix, geothermal masih berfungsi sekitar lima persen, dan target 2025 adalah 12 persen akan tetapi dengan catatan energi lain juga maju bersama geothermal," pungkasnya.
(izz)