Pendapatan Global Mediacom tumbuh 17%
A
A
A
Sindonews.com - PT Global Mediacom Tbk (BMTR) sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp7,33 triliun atau tumbuh 17 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp6,28 triliun.
"Kami berhasi mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar dua digit dalam kondisi makro ekonomi global dan domestik yang menantang serta tidak stabil," kata CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo dalam keterangannya, Senin (4/11/2013).
Adapun, pendapatan konsolidasi perseroan hingga akhir September 2013 paling besar dikontribusi dari pendapatan iklan yang mencapai 60 persen. Pendapatan iklan hingga akhir kuartal III tahun ini naik 11 persen menjadi Rp4,37 triliun dari posisi akhir kuartal III/2012 senilai Rp3,94 triliun.
Namun, tanpa mengikutsertakan pendapatan dari Euro 2012 pada bulan Juni 2012, pendapatan iklan hingga akhir September 2013 meningkat 16 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, pendapatan media berbasis pelanggan tumbuh 29 persen menjadi Rp2,23 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp1,72 triliun.
Selama kuartal III tahun ini, dia menjelaskan, perusahaan terus meningkatkan pangsa pemirsa rata-rata pada waktu prime time menjadi 42 persen. Di samping itu, PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) juga berhasil mempertahankan pertumbuhannya dengan total pelanggan mencapai 2,15 juta.
MSKY juga memperkuat posisinya sebagai pemimpin di industri TV berbayar dengan meningkatnya pangsa pasarnya menjadi 73 persen dibandingkan 71 persen pada akhir tahun lalu.
"Fokus MSKY untuk memberikan program berkualitas tinggi yang dibuat secara lokal dan internal terbukti memberikan keunggulan kompetitif yang kuat dalam memperoleh pelanggan baru," ujarnya.
Sementara itu, EBITDA inti perseroan naik 18 persen menjadi Rp2,73 triliun dari Rp2,3 triliun. Sedangkan marjin EBITDA inti tetap berada di 37 persen. Adapun, laba bersih sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini turun 28 persen menjadi Rp632 miliar dari periode yang sama tahun 2012 sebesar Rp881 miliar.
Penurunan tersebut akibat menigkatnya translasi kurs sebesar Rp310 miliar atas obligasi sebesar USD165 juta pada MSKY dan pinjaman bank sebesar USD37 juta pada MNCN serta peningkatan D&A senilai Rp138 miliar serta beban bunga sebesar Rp58 miliar.
Total perbedaan kurs, D&A serta beban bungan hingga akhir kuartal III tahun ini dan kuartal III tahun lalu mencapai Rp506 miliar. Namun, dengan asumsi bahwa persreoan tidak mengalami fluktuasi ekonomi makro dan menerima pendapatan lain yang serupa dengan tahun lalu, maka laba bersih perseroan sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini sebenarnya meningkat 19 persen, tidak menurun.
Sementara kas dan setara kas perseroan hingga akhir September 2013 tercatat sebesar Rp2,1 triliun, meningkat dari Rp1,39 triliun pada Desember 2012.. Naiknya kas dan setara kas karena pencairan investasi jangka pendek pada tahun ini.
"Kami berhasi mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar dua digit dalam kondisi makro ekonomi global dan domestik yang menantang serta tidak stabil," kata CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo dalam keterangannya, Senin (4/11/2013).
Adapun, pendapatan konsolidasi perseroan hingga akhir September 2013 paling besar dikontribusi dari pendapatan iklan yang mencapai 60 persen. Pendapatan iklan hingga akhir kuartal III tahun ini naik 11 persen menjadi Rp4,37 triliun dari posisi akhir kuartal III/2012 senilai Rp3,94 triliun.
Namun, tanpa mengikutsertakan pendapatan dari Euro 2012 pada bulan Juni 2012, pendapatan iklan hingga akhir September 2013 meningkat 16 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, pendapatan media berbasis pelanggan tumbuh 29 persen menjadi Rp2,23 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp1,72 triliun.
Selama kuartal III tahun ini, dia menjelaskan, perusahaan terus meningkatkan pangsa pemirsa rata-rata pada waktu prime time menjadi 42 persen. Di samping itu, PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) juga berhasil mempertahankan pertumbuhannya dengan total pelanggan mencapai 2,15 juta.
MSKY juga memperkuat posisinya sebagai pemimpin di industri TV berbayar dengan meningkatnya pangsa pasarnya menjadi 73 persen dibandingkan 71 persen pada akhir tahun lalu.
"Fokus MSKY untuk memberikan program berkualitas tinggi yang dibuat secara lokal dan internal terbukti memberikan keunggulan kompetitif yang kuat dalam memperoleh pelanggan baru," ujarnya.
Sementara itu, EBITDA inti perseroan naik 18 persen menjadi Rp2,73 triliun dari Rp2,3 triliun. Sedangkan marjin EBITDA inti tetap berada di 37 persen. Adapun, laba bersih sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini turun 28 persen menjadi Rp632 miliar dari periode yang sama tahun 2012 sebesar Rp881 miliar.
Penurunan tersebut akibat menigkatnya translasi kurs sebesar Rp310 miliar atas obligasi sebesar USD165 juta pada MSKY dan pinjaman bank sebesar USD37 juta pada MNCN serta peningkatan D&A senilai Rp138 miliar serta beban bunga sebesar Rp58 miliar.
Total perbedaan kurs, D&A serta beban bungan hingga akhir kuartal III tahun ini dan kuartal III tahun lalu mencapai Rp506 miliar. Namun, dengan asumsi bahwa persreoan tidak mengalami fluktuasi ekonomi makro dan menerima pendapatan lain yang serupa dengan tahun lalu, maka laba bersih perseroan sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini sebenarnya meningkat 19 persen, tidak menurun.
Sementara kas dan setara kas perseroan hingga akhir September 2013 tercatat sebesar Rp2,1 triliun, meningkat dari Rp1,39 triliun pada Desember 2012.. Naiknya kas dan setara kas karena pencairan investasi jangka pendek pada tahun ini.
(rna)