Pemkot Yogya buat profil industri Bakpia Patuk
A
A
A
Sindonews.com - Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menginstruksikan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) untuk membuat profil industri bakpia di wilayah Patuk, Ngampilan. Profil itu nantinya sekaligus digunakan untuk ajang promosi wisata.
“Bakpia itu yang terkenal ya Bakpia Patuk. Di mana pun tempatnya, yang di sebut bakpia Patuk. Saya ingin ada profil industrinya sekaligua nanti untuk promosi,” kata Haryadi, saat mengunjungi sentra industri bakpia di Patuk, Ngampilan, Jumat (22/11/2013).
Menurut Haryadi, pengembangan industri bakpia patuk perlu mendapat perhatian serius. Sebab, bakpia merupakan salah satu kuliner khas andalan Yogyakarta selain gudeg. Pemkot, kata dia, ingin memproteksi industri ini agar tetap terjaga.
Dia mengaku akan menjadikan bakpia sebagai hidangan di kantornya. Bakpia akan jadi hidangan wajib baru tamu yang datang. “Nah karena itu, saya juga ingin agar lebih diperhatikan dari sisi kebersihan. Kemudian kualitas dan kuantitas juga perlu ditingkatkan lagi,” katanya.
Dia menyebut, akses menuju sentra industri memang tidak mudah karena berada di tengah kampung. Kendaraan besar kesulitan mengakses daerah ini. Karena itu perlu dipertimbangkan solusi untuk memudahkan wisatawan. “Misalnya dengan kendaraan kecil yang pulang pergi seperti kendaraan kelinci,” terangnya.
Sumiyati, salah satu pembuat bakpia mengatakan, perkembangan industri bakpia cukup bagus. Setiap pembuat bakpia rata-rata memproduksi 100 dus berisi 20 bakpia dalam setiap dus, di hari biasa. Saat lebaran produksi meningkat menjadi 500-600 dus. Bakpia produksi wilayah itu dijual mulai Rp15 ribu-20 ribu.
“Bakpia itu yang terkenal ya Bakpia Patuk. Di mana pun tempatnya, yang di sebut bakpia Patuk. Saya ingin ada profil industrinya sekaligua nanti untuk promosi,” kata Haryadi, saat mengunjungi sentra industri bakpia di Patuk, Ngampilan, Jumat (22/11/2013).
Menurut Haryadi, pengembangan industri bakpia patuk perlu mendapat perhatian serius. Sebab, bakpia merupakan salah satu kuliner khas andalan Yogyakarta selain gudeg. Pemkot, kata dia, ingin memproteksi industri ini agar tetap terjaga.
Dia mengaku akan menjadikan bakpia sebagai hidangan di kantornya. Bakpia akan jadi hidangan wajib baru tamu yang datang. “Nah karena itu, saya juga ingin agar lebih diperhatikan dari sisi kebersihan. Kemudian kualitas dan kuantitas juga perlu ditingkatkan lagi,” katanya.
Dia menyebut, akses menuju sentra industri memang tidak mudah karena berada di tengah kampung. Kendaraan besar kesulitan mengakses daerah ini. Karena itu perlu dipertimbangkan solusi untuk memudahkan wisatawan. “Misalnya dengan kendaraan kecil yang pulang pergi seperti kendaraan kelinci,” terangnya.
Sumiyati, salah satu pembuat bakpia mengatakan, perkembangan industri bakpia cukup bagus. Setiap pembuat bakpia rata-rata memproduksi 100 dus berisi 20 bakpia dalam setiap dus, di hari biasa. Saat lebaran produksi meningkat menjadi 500-600 dus. Bakpia produksi wilayah itu dijual mulai Rp15 ribu-20 ribu.
(gpr)