Apindo desak pemerintah atasi defisit neraca dagang

Sabtu, 30 November 2013 - 10:26 WIB
Apindo desak pemerintah atasi defisit neraca dagang
Apindo desak pemerintah atasi defisit neraca dagang
A A A
Sindonews.com - Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton Supit mengatakan, pihaknya berharap rupiah dalam keadaan stabil.

"Kurs rupiah yang paling penting adalah stabil. Kalau tinggi ya tinggi, kalau turun ya turun daripada gonjang ganjing seperi ini," kata dia ketika dihubungi Sindonews di Jakarta, Sabtu (30/11/2013).

Dia menuturkan, harusnya pemerintah segera mengatasi permasalahan defisit neraca perdagangan, apalagi pihaknya mengakui dengan melemahnya kurs rupiah tingkat ekspor mengalami penurunan.

Adapun, defisit neraca perdagangan RI pada Oktober 2013 sebesar USD657,2 juta. Defisit tersebut didorong angka impor yang naik 0,77 persen. Secara akumulasi, defisit neraca perdagangan Januari-Oktober 2013 tercatat mengalami defisit USD6,25 miliar.

"Pemerintah harus menjaga juga kredibilitasnya. Harus ada tindakan konkret dalam mengatasi iklim seperti ini. Kalau tidak, apapun statement pemerintah ke publik akan percuma," tutur Anton.

Dia menambahkan, melemahnya nilai mata uang domestik terhadap dolar Amerika Serikat (USD) membuat eksportir diuntungkan, sedangkan importir harus berpikir lebih keras lagi karena pelemahan ini menggerus keuntungan.

"Kalau eksportir makin lemah makin ok, tapi tentu itu dilihat dari posisinya juga," ujar dia.

Dia khawatir jika rupiah masih bergejolak terus akan memebri imbas negatif terhadap investasi di dalam negeri. Pasalnya, ketidakstabilan mata uang ini akan membuat investor tidak tertarik berinvestasi di dalam negeri dan memilih menanamkan modalnya di negara lain yang kondisinya lebih stabil.

Sekedar mengingatkan, posisi rupiah berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (28/11/2013) menembus level Rp12.018/USD. Namun, sehari setelahnya atau Jumat (29/11/2013), mata uang lokal berhasil menguat ke level R11.965/USD setelah Bank Indonesia melakukan intervensi.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6372 seconds (0.1#10.140)