ADHI alokasikan capex 2014 Rp879 M
A
A
A
Sindonews.com - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp879 miliar untuk mendukung pembiayaan sejumlah ekspansi pada 2014.
"Kita anggarkan 30 persen lebih besar dari tahun sebelumnya untuk dukung bisnis hotel, investasi properti dan realti dan investasi pada proyek infrastruktur dan transportasi," kata Direktur Utama Adhi Kiswodarmawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (5/12/2013).
Adapun untuk urusan sumber dana capex berasal dari kombinasi dana perolehan penerbitan obligasi tahap II, cadaangan perusahaan dan pinjaman bank.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Adhi Supardi mengatakan bahwa perseroan masih memiliki sisa obligasi yang belum diterbitkan, yaitu sekitar Rp750 miliar. Obligasi ini rencananya akan terbit pada 2014 untuk memenuhi kebutuhan belanja modal perseroan.
Terkait pinjaman bank, Supardi mengatakan, nilainya tidak akan terlalu besar. "Tidak besar, tidak sampai 20 persen," kata Supardi.
Sementara perseroan pada tahun depan menargetkan laba bersih Rp570,6 miliar atau tumbuh 42 persen dari target laba bersih akhir tahun ini Rp402,2 miliar.
Dari target laba tersebut, 50 persen ditopang lini bisnis properti dan real estate. Sedangkan pendapatan usaha tahun depan ditargetkan naik 41,35 persen menjadi Rp14,7 triliun dari proyeksi penghujung tahun ini senilai Rp10,4 triliun.
"Kita anggarkan 30 persen lebih besar dari tahun sebelumnya untuk dukung bisnis hotel, investasi properti dan realti dan investasi pada proyek infrastruktur dan transportasi," kata Direktur Utama Adhi Kiswodarmawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (5/12/2013).
Adapun untuk urusan sumber dana capex berasal dari kombinasi dana perolehan penerbitan obligasi tahap II, cadaangan perusahaan dan pinjaman bank.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Adhi Supardi mengatakan bahwa perseroan masih memiliki sisa obligasi yang belum diterbitkan, yaitu sekitar Rp750 miliar. Obligasi ini rencananya akan terbit pada 2014 untuk memenuhi kebutuhan belanja modal perseroan.
Terkait pinjaman bank, Supardi mengatakan, nilainya tidak akan terlalu besar. "Tidak besar, tidak sampai 20 persen," kata Supardi.
Sementara perseroan pada tahun depan menargetkan laba bersih Rp570,6 miliar atau tumbuh 42 persen dari target laba bersih akhir tahun ini Rp402,2 miliar.
Dari target laba tersebut, 50 persen ditopang lini bisnis properti dan real estate. Sedangkan pendapatan usaha tahun depan ditargetkan naik 41,35 persen menjadi Rp14,7 triliun dari proyeksi penghujung tahun ini senilai Rp10,4 triliun.
(gpr)