Bisnis PNM di Sulut tumbuh 39,5%

Jum'at, 06 Desember 2013 - 17:05 WIB
Bisnis PNM di Sulut...
Bisnis PNM di Sulut tumbuh 39,5%
A A A
Sindonews.com – Bisnis pembiayaan mikro PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Persero mengalami pertumbuhan atraktif di Sulawesi Utara, dengan total outstanding mencapai Rp75,85 miliar atau tumbuh 39,5 persen hingga November 2013.

Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di sektor usaha perdagangan mendominasi penyerapan modal yang disalurkan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) PNM Cabang Manado, yakni sebesar 91,4 persen.

Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja mengatakan, kinerja positif perseroan di wilayah timur Indonesia tersebut selaras dengan geliat ekonomi regional, yang tumbuh 7,46 pesren pada kuartal III/2013.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut), sektor perdagangan, hotel dan jasa perusahaan merupakan salah satu bidang usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi di Sulut sebesar 12,04 persen.

“Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Sulawesi Utara telah memberikan dampak positif yang nyata bagi kelangsungan bisnis PNM di sini, khususnya di wilayah Manado dan Gorontalo,” ujar dia dalam rilisnya, Jumat (6/12/2013).

Menurut Parman, kontribusi PNM cabang Manado sejak terbentuk pada Januari 2012 terhadap kinerja bisnis perseroan secara nasional terus meningkat. Tercatat per November 2013, outstanding pembiayaan ULaMM di seluruh Indonesia telah mencapai Rp3,1 triliun atau tumbuh 12,9 persen dibandingkan periode yang sama 2012 sebesar Rp2,75 triliun.

Pemimpin PNM Cabang Manado Yusril Ardiansyah, yang membawahi operasional bisnis ULaMM untuk wilayah Manado dan Gorontalo menjelaskan, dari awalnya hanya lima unit pelayanan yang beroperasi di Sulawesi Utara, saat ini sudah berkembang menjadi 16 kantor ULaMM.

“Pertumbuhan nasabah ULaMM di Manado dan Gorontalo dalam setahun terakhir lebih dari 60 persen, yakni sebanyak 1.753 UMKM per November lalu,” ujar dia.

Yusril menambahkan, kendati pihaknya gencar menyalurkan pembiayaan, tetapi manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian tetap menjadi perhatian. Hal itu terbukti dari tingkat kredit bermasalah atau NPL (non performing loan) yang terjaga di level 2,7 persen, jauh di bawah batas psikologis yang dipersyaratkan Bank Indonesia 5 persen.

“Tak hanya pembiayaan, kami juga bekerja sama dengan Divisi Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) juga aktif memberikan pembinaan dan pendampingan bagi para nasabah sehingga loyalitasnya terhadap PNM terjaga,” papar dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0858 seconds (0.1#10.140)