Kebab Turki Baba Rafi incar pasar China dan Sri Langka
A
A
A
KEBAB Turki Baba Rafi kembali mengukirkan prestasi baru di kancah internasional dengan melebarkan sayap ke China, Sri Lanka, dan memperkuat pasar di Malaysia.
Hari ini (13/12/2013), PT Baba Rafi Indonesia mengumumkan telah menggandeng investor Essid Hesham Zorghani & Qian Tang sebagai Master Franchise di China dan Azard Ishak sebagai Master Franchise di Sri Lanka serta rencana membuka tujuh outlet baru di Malaysia.
Para Master Franchise tersebut sepakat untuk mengembangan brand dan bisnis Kebab Turki Baba Rafi di wilayah masing-masing. Ditargetkan, 10 outlet dibuka di Cina pada 2014 tepatnya di Yiwu, Hangzhou dan Shanghai, serta 10 outlet dibuka di Sri Lanka di hingga 2014 dan direncanakan outlet pertama akan dibuka di Kolombo pada 18 Desember 2013.
Sementara, di Malaysia telah dibuka tujuh outlet selama periode November 2013 hingga Januari 2014 di Giant Malaysia Shah Alam, Bandar Sri Damsara, Bangi Gateway, Pusat Perubatan Universiti Malaya, Central Square Sg Petani, MYDIN Kubang Kerian dan The Curve Mutiara Damansara. Bahkan, Master Franchise di Malaysia, Affandi Oh berencana membuka 200 outlet baru dalam lima tahun ke depan.
Bagi Kebab Turki Baba Rafi yang kini memiliki 1.200 outlet di Indonesia, 28 outlet di Malaysia, empat outlet di Filipina dan segera hadir di Belanda, langkah ini mengukuhkan positioningnya sebagai "The World’s Biggest Kebab Chain".
Presiden Direktur PT Baba Rafi Indonesia, Hendy Setiono mengatakan, rencana besar ini memang untuk memperluas merek kebab Turki di Asia. Ekspansi ke China dan Sri Lanka merupakan peluang sekaligus langkah besar.
Karena, kata dia, China adalah negara dengan populasi terbesar di dunia dan Sri Lanka bisa menjadi pembuka jalan untuk penetrasi ke Maladewa dan India. Sementara, pesatnya pertumbuhan bisnis Kebab Turki Baba Rafi di Malaysia merupakan bukti prospek besar brand ini di pasar internasional.
"Dengan keberagaman peluang pasar yang ada, Kebab Turki Baba Rafi bukan hanya menjadi merek Kebab terbesar tetapi juga paling berpengaruh di dunia. Kami bangga akan kepercayaan yang diberikan dan berkomitmen untuk menjalin sinergi yang kuat dengan para investor beserta timnya," kata dia dalam rilisnya, Jumat (13/12/2013).
Essid Hesham Zorghani, Master Franchise wilayah Cina mengaku sangat tertarik dengan konsep bisnis Kebab Turki Baba Rafi dan bersemangat untuk bekerja sama dengan manajemen Kebab Turki Baba Rafi untuk memastikan bisnis dan merek ini sukses di China.
Kota Yiwu adalah pusat perdagangan komoditas dan Hangzhou sebagai kota industri yang padat penduduk dan memiliki populasi muslim yang berkembang. Sementara Shanghai dipilih karena merupakan kota dengan populasi terpadat di China.
Azard Ishak, Master Franchise wilayah Sri Lanka percaya dengan Hendy Setiono karena reputasinya sebagai pengusaha muda yang sukses di Asia dengan produk lokalnya.
"Saya lihat, produk Kebab Turki Baba Rafi sukses di Indonesia dan sangat bisa bersaing dengan produk fanchise barat yang sudah menjamur di Sri Lanka," ujarnya.
Apalagi, lanjut Ishak, produk ini bersertifikasi halal dengan harga yang dapat dirogoh kantong konsumen umum. "Maka dari itu, saya sangat tidak sabar untuk membuka outlet pertama kami dalam bentuk resto di dalam tujuh Stories, sebuah departemen store mewah di pusat kota Colombo pada 18 Desember 2013," ujarnya.
Menilik awal mula bisnis Kebab Turki Baba Rafi pada 2003 yang bermula hanya dari sebuah gerobak sederhana di Surabaya yang dikelola seorang pemuda berusia 19 tahun, ekspansi Kebab Turki Baba Rafi ke Sri Lanka juga menjadi pembuktian bahwa brand lokal Indonesia bisa menembus pasar Asia Selatan, dan semakin memacu kreativitas dan motivasi para pengusaha lokal untuk menciptakan produk dan jasa yang berdaya saing di skala Internasional.
Hari ini (13/12/2013), PT Baba Rafi Indonesia mengumumkan telah menggandeng investor Essid Hesham Zorghani & Qian Tang sebagai Master Franchise di China dan Azard Ishak sebagai Master Franchise di Sri Lanka serta rencana membuka tujuh outlet baru di Malaysia.
Para Master Franchise tersebut sepakat untuk mengembangan brand dan bisnis Kebab Turki Baba Rafi di wilayah masing-masing. Ditargetkan, 10 outlet dibuka di Cina pada 2014 tepatnya di Yiwu, Hangzhou dan Shanghai, serta 10 outlet dibuka di Sri Lanka di hingga 2014 dan direncanakan outlet pertama akan dibuka di Kolombo pada 18 Desember 2013.
Sementara, di Malaysia telah dibuka tujuh outlet selama periode November 2013 hingga Januari 2014 di Giant Malaysia Shah Alam, Bandar Sri Damsara, Bangi Gateway, Pusat Perubatan Universiti Malaya, Central Square Sg Petani, MYDIN Kubang Kerian dan The Curve Mutiara Damansara. Bahkan, Master Franchise di Malaysia, Affandi Oh berencana membuka 200 outlet baru dalam lima tahun ke depan.
Bagi Kebab Turki Baba Rafi yang kini memiliki 1.200 outlet di Indonesia, 28 outlet di Malaysia, empat outlet di Filipina dan segera hadir di Belanda, langkah ini mengukuhkan positioningnya sebagai "The World’s Biggest Kebab Chain".
Presiden Direktur PT Baba Rafi Indonesia, Hendy Setiono mengatakan, rencana besar ini memang untuk memperluas merek kebab Turki di Asia. Ekspansi ke China dan Sri Lanka merupakan peluang sekaligus langkah besar.
Karena, kata dia, China adalah negara dengan populasi terbesar di dunia dan Sri Lanka bisa menjadi pembuka jalan untuk penetrasi ke Maladewa dan India. Sementara, pesatnya pertumbuhan bisnis Kebab Turki Baba Rafi di Malaysia merupakan bukti prospek besar brand ini di pasar internasional.
"Dengan keberagaman peluang pasar yang ada, Kebab Turki Baba Rafi bukan hanya menjadi merek Kebab terbesar tetapi juga paling berpengaruh di dunia. Kami bangga akan kepercayaan yang diberikan dan berkomitmen untuk menjalin sinergi yang kuat dengan para investor beserta timnya," kata dia dalam rilisnya, Jumat (13/12/2013).
Essid Hesham Zorghani, Master Franchise wilayah Cina mengaku sangat tertarik dengan konsep bisnis Kebab Turki Baba Rafi dan bersemangat untuk bekerja sama dengan manajemen Kebab Turki Baba Rafi untuk memastikan bisnis dan merek ini sukses di China.
Kota Yiwu adalah pusat perdagangan komoditas dan Hangzhou sebagai kota industri yang padat penduduk dan memiliki populasi muslim yang berkembang. Sementara Shanghai dipilih karena merupakan kota dengan populasi terpadat di China.
Azard Ishak, Master Franchise wilayah Sri Lanka percaya dengan Hendy Setiono karena reputasinya sebagai pengusaha muda yang sukses di Asia dengan produk lokalnya.
"Saya lihat, produk Kebab Turki Baba Rafi sukses di Indonesia dan sangat bisa bersaing dengan produk fanchise barat yang sudah menjamur di Sri Lanka," ujarnya.
Apalagi, lanjut Ishak, produk ini bersertifikasi halal dengan harga yang dapat dirogoh kantong konsumen umum. "Maka dari itu, saya sangat tidak sabar untuk membuka outlet pertama kami dalam bentuk resto di dalam tujuh Stories, sebuah departemen store mewah di pusat kota Colombo pada 18 Desember 2013," ujarnya.
Menilik awal mula bisnis Kebab Turki Baba Rafi pada 2003 yang bermula hanya dari sebuah gerobak sederhana di Surabaya yang dikelola seorang pemuda berusia 19 tahun, ekspansi Kebab Turki Baba Rafi ke Sri Lanka juga menjadi pembuktian bahwa brand lokal Indonesia bisa menembus pasar Asia Selatan, dan semakin memacu kreativitas dan motivasi para pengusaha lokal untuk menciptakan produk dan jasa yang berdaya saing di skala Internasional.
(izz)