Sistem resi gudang di Lombok Timur diimplementasikan

Selasa, 24 Desember 2013 - 10:49 WIB
Sistem resi gudang di Lombok Timur diimplementasikan
Sistem resi gudang di Lombok Timur diimplementasikan
A A A
Sindonews.com - Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Sutriono Edi bersama Wakil Bupati Lombok Timur Haerul Warisin, hari ini menghadiri Peresmian dan Penyerahan Gudang Sistem Resi Gudang (SRG) yang merupakan realisasi program Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2012, di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

"Salah satu komitmen Pemerintah Pusat (Kementerian Perdagangan) adalah membantu peningkatan perekonomian daerah, yang salah satunya melalui pembangunan gudang di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Gudang tersebut telah selesai pembangunannya pada akhir tahun 2012 dan dibangun dengan dana DAK Tahun 2012," ujar Kepala Bappebti dalam siaran persnya, Selasa (24/12/2013).

SRG, lanjut Kepala Bappebti, merupakan salah satu instrumen penting dan efektif dalam sistem pembiayaan perdagangan. SRG dapat memfasilitasi pemberian pembiayaan kepada pelaku usaha dengan agunan inventori (komoditas yang disimpan di gudang) yang dimiliki pelaku usaha, terutama kolompok tani dan UKM.

Resi gudang diterbitkan oleh Pengelola Gudang dan dapat dijadikan agunan sepenuhnya tanpa dipersyaratkan adanya agunan lainnya. Dalam hal ini, pelaku usaha dapat menjaminkan resi gudang untuk memperoleh modal kerja dan kebutuhan pembiayaan.

Menurut Kepala Bappebti, Program DAK merupakan upaya pemerintah dalam mendorong percepatan pembangunan di daerah. Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah di sektor perdagangan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah adalah melalui penguatan subsektor perdagangan dalam negeri yang efisien guna menunjang daya saing pasar di dalam dan luar negeri.

Hal ini sangat penting dalam menghadapi tantangan dan kompetisi global yang semakin ketat. "Efisiensi perdagangan dapat tercapai apabila didukung oleh iklim usaha yang kondusif dengan tersedianya dan tertatanya sistem pembiayaan perdagangan yang dapat diakses oleh setiap pelaku usaha terutama petani dan UKM," imbuh Kepala Bappebti.

Kepala Bappebti menyampaikan bahwa secara akumulatif sampai dengan 20 Desember 2013, jumlah resi gudang yang telah diterbitkan sebanyak 1.264 resi dengan total volume komoditi sebanyak 50.492,73 ton (43.313,45 ton gabah; 4.697,20 ton beras; 2.041,7 ton jagung; 20,39 ton kopi; dan 420 ton rumput laut) atau total senilai Rp251,49 miliar.

Dengan semakin berkembangnya implementasi SRG, transaksi Resi Gudang menunjukkan tren positif. Pada tahun 2012 jumlah resi yang diterbitkan mencapai 379 resi dengan nilai mencapai Rp 93,18 miliar. Jumlah ini meningkat sebesar 40 persen dibandingkan 2011 sebanyak 271 resi dengan nilai mencapai Rp40,06 miliar.

Sedangkan sampai pertengahan Desember 2013, jumlah resi yang diterbitkan mencapai 524 resi dengan nilai mencapai Rp106,76 miliar. Jumlah ini meningkat sebesar 15 persen dibandingkan total penerbitan resi sepanjang 2012 sebanyak 379 resi dengan nilai mencapai Rp93,18 miliar.

"Walaupun mengalami peningkatan, potensi volume hasil panen petani secara nasional masih cukup besar, sehingga volume komoditas yang disimpan dalam gudang SRG masih perlu ditingkatkan agar dapat menjadi salah satu tolak ukur pemerintah dalam memperhitungkan stok pangan nasional," jelas Kepala Bappebti.

Khusus di wilayah Kab. Lombok Timur, saat ini pelaksanaan SRG telah memperoleh persetujuan dan perizinan dengan nomor 34/Bappebti/Kep-SRG/SP/GD/12/2013 tanggal 16 Desember 2013 dan dapat melakukan pembiayaan melalui BRI.

Pembiayaan Resi Gudang telah dilakukan oleh lembaga keuangan bank seperti BRI, Bank BJB, Bank Jatim, Bank Kalsel, Bank Jateng, BPRS Bina Amanah Satria Purwokerto, maupun Lembaga Keuangan Non-Bank yaitu PKBL PT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero) dan LPDB Kementerian KUKM.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6880 seconds (0.1#10.140)