Kongres AS diminta setujui usulan reformasi IMF
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah ahli ekonomi mengimbau Kongres Amerika Serikat (AS) untuk menyetujui suara reformasi 2010 yang tertunda dari Dana Moneter Internasional (IMF) dalam waktu tepat, dilatarbelakangi ekonomi global yang makin saling tergantung.
Nancy Birdsall, pendiri Center for Global Development and Clay Lowery, yang juga mantan Asisten Menteri Keuangan AS, mengemukakan, dalam beberapa pekan ke depan Kongres harus bisa menyetujui biaya anggaran untuk menambah sumber daya dan pembayaran pajak di AS, seperti diusulkan IMF, guna membantu melindungi Amerika dari krisis anggaran keuangan global berikutnya.
Dewan Gubernur IMF menyetujui paket kuota dan reformasi pemerintahan pada 15 Desember 2010. Paket termasuk dua kali lipat dari kuota IMF dan pergeseran kuota untuk pasar negara berkembang yang dinamis dan kurang terwakili negara. Perubahan yang diusulkan untuk mereformasi dewan eksekutif akan memfasilitasi ke tempat yang lebih representatif dan semua dewan eksekutif yang terpilih.
IMF sebelumnya bermaksud membuat paket reformasi 2010 yang efektif sebelum Oktober 2012. Namun, Kongres Amerika Serikat, pemegang saham terbesar IMF menjadi batu sandungan utama bagi reformasi.
"Para juru runding AS mengamankan dua hasil kunci negosiasi pada 2010, yang membuatnya mudah bagi Kongres untuk mengatakan ya. Pertama, Amerika Serikat tidak perlu menyumbangkan uang baru. Itu hanya akan mentransfer uang Kongres disesuaikan lima tahun lalu ke dalam cadangan permanen formal IMF. Kedua, Amerika Serikat akan mempertahankan hak suara di dalam IMF pada tingkat yang sama," kata mereka dalam sebuah artikel yang diposting The Hill, surat kabar kongres, seperti dilansir dari Xinhua Net, Selasa (31/12/2013).
Berdasarkan perjanjian internasional, setelah Kongres AS bertindak, kuota AS di IMF akan meningkat sekitar USD63 miliar, dan komitmen Amerika untuk New Arrangements to Borrow (NAB), melengkapi kuota dana IMF dalam kasus krisis menurun dengan jumlah yang sama.
"Peningkatan sumber daya IMF sangat masuk akal dalam ekonomi global yang lebih besar dan lebih saling bergantung dari sebelumnya. Di mana IMF merupakan lembaga pemberi pinjaman global yang paling dekat dengan kita," paparnya.
"Karena IMF diciptakan pada tahun-tahun terakhir Perang Dunia II, setiap presiden AS dari Republik dan Demokrat telah mendukung keterlibatan Amerika yang kuat dengan institusi tersebut. Presiden Ronald Reagan, George HW Bush, dan Bill Clinton semua undang-undang mendukung peningkatan sumber daya untuk IMF, dan Presiden George W Bush memperjuangkan undang-undang yang mendukung reformasi," tambah mereka.
Nancy Birdsall, pendiri Center for Global Development and Clay Lowery, yang juga mantan Asisten Menteri Keuangan AS, mengemukakan, dalam beberapa pekan ke depan Kongres harus bisa menyetujui biaya anggaran untuk menambah sumber daya dan pembayaran pajak di AS, seperti diusulkan IMF, guna membantu melindungi Amerika dari krisis anggaran keuangan global berikutnya.
Dewan Gubernur IMF menyetujui paket kuota dan reformasi pemerintahan pada 15 Desember 2010. Paket termasuk dua kali lipat dari kuota IMF dan pergeseran kuota untuk pasar negara berkembang yang dinamis dan kurang terwakili negara. Perubahan yang diusulkan untuk mereformasi dewan eksekutif akan memfasilitasi ke tempat yang lebih representatif dan semua dewan eksekutif yang terpilih.
IMF sebelumnya bermaksud membuat paket reformasi 2010 yang efektif sebelum Oktober 2012. Namun, Kongres Amerika Serikat, pemegang saham terbesar IMF menjadi batu sandungan utama bagi reformasi.
"Para juru runding AS mengamankan dua hasil kunci negosiasi pada 2010, yang membuatnya mudah bagi Kongres untuk mengatakan ya. Pertama, Amerika Serikat tidak perlu menyumbangkan uang baru. Itu hanya akan mentransfer uang Kongres disesuaikan lima tahun lalu ke dalam cadangan permanen formal IMF. Kedua, Amerika Serikat akan mempertahankan hak suara di dalam IMF pada tingkat yang sama," kata mereka dalam sebuah artikel yang diposting The Hill, surat kabar kongres, seperti dilansir dari Xinhua Net, Selasa (31/12/2013).
Berdasarkan perjanjian internasional, setelah Kongres AS bertindak, kuota AS di IMF akan meningkat sekitar USD63 miliar, dan komitmen Amerika untuk New Arrangements to Borrow (NAB), melengkapi kuota dana IMF dalam kasus krisis menurun dengan jumlah yang sama.
"Peningkatan sumber daya IMF sangat masuk akal dalam ekonomi global yang lebih besar dan lebih saling bergantung dari sebelumnya. Di mana IMF merupakan lembaga pemberi pinjaman global yang paling dekat dengan kita," paparnya.
"Karena IMF diciptakan pada tahun-tahun terakhir Perang Dunia II, setiap presiden AS dari Republik dan Demokrat telah mendukung keterlibatan Amerika yang kuat dengan institusi tersebut. Presiden Ronald Reagan, George HW Bush, dan Bill Clinton semua undang-undang mendukung peningkatan sumber daya untuk IMF, dan Presiden George W Bush memperjuangkan undang-undang yang mendukung reformasi," tambah mereka.
(dmd)