Dahlan bahas akuisisi Pertamina-PGN via BBM Group
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menerangkan, pihaknya telah menggelar setidaknya empat kali pembahasan guna menyusun opsi yang dapat ditempuh dalam merealisasikan mekanisme akuisisi PT Perusahaan Gas Negara (PGN) oleh PT Pertamina (Persero).
Disebutkan Dahlan, keempat momen pembahasan tersebut dilakukan, pertama, dengan melakukan diskusi via teknologi BlackBerry Messenger (BBM) Group, yang mempertemukan pihak PGN dan Pertamina. Yang kedua, dilakukan Kementerian BUMN dengan Pejabat Eselon I Kementerian BUMN, Direksi Pertamina dan PGN.
Sementara yang ketiga, sambung Dahlan, dilakukan di kantor Pertamina, antara Pertamina dan pemerintah. Namun, masih ada rapat keempat, PGN dan pemerintah.
"Jangan ditanya kepada PGN enggak rapat pas di Pertamina. Karena tahapannya begitu, kumpulin materi di BBM Group," terang Dahlan di Kantor Kementrian BUMN, Jakarta, Kamis (16/1/2014).
Dengan terlahirnya opsi akuisisi hasil diskusi tersebut, Dahlan berharap agar pembahasan peseteruan jalur pipa gas yang melibatkan dua perusahaan tersebut tidak semakin berlarut-larut.
Karena, menurut Dahlan, perseteruan yang tak kunjung usai ini bisa mengganjal Indonesia modern. "Kalau kita menuju Indonesia modern, jangan lagi mengandalkan elpiji. Pertama mahal, angkutan membikin keruwetan sendiri, kenapa enggak pakai gas ke rumah penduduk? Disamping kita menjadikan perusahaan kelas dunia," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri BUMN Dahlan Iskan menyebutkan, ada dua skenario yang dapat dilakukan PT Pertamina dalam melakukan akuisisi terhadap PT PGN. "Dilakukan dua tahap atau sekaligus saja satu tahap," kata Dahlan.
Secara rinci, untuk opsi akuisisi dua tahap, Dahlan menerangkan bahwa pada tahap pertama PGN mengakuisisi PT Pertamina Gas (Pertagas), baru kemudian hasil gabungan keduanya diakuisisi oleh Pertamina sebagai induk usaha.
"Antara lain mengatasi keruwetan tadi, supaya tidak ada persaingan nasional dirugikan. Bisa saja satu tahap bisa saja dua tahap," papar Dahlan.
Dahlan menambahkan, kedua opsi tersebut masih belum dapat diputuskan dalam waktu dekat ini. Namun demikian, dirinya menerangkan, untuk melancarkan prosesi tersebut, pihaknya telah menunjuk PT Danareksa (Persero) dan Bahana Sekuiritas untuk mengkaji langkah terbaik yang dapat dipilih dari dua opsi tersebut.
"Akan satu tahap atau dua tahap masih dikaji, kalau yang terbaik untuk bangsa kita ikut saja, kalau yang baik dua step, PGN beli Pertagas, PGN dibeli Pertamina ya silakan saja, tapi kajiannya belum selesai," pungkasnya.
Disebutkan Dahlan, keempat momen pembahasan tersebut dilakukan, pertama, dengan melakukan diskusi via teknologi BlackBerry Messenger (BBM) Group, yang mempertemukan pihak PGN dan Pertamina. Yang kedua, dilakukan Kementerian BUMN dengan Pejabat Eselon I Kementerian BUMN, Direksi Pertamina dan PGN.
Sementara yang ketiga, sambung Dahlan, dilakukan di kantor Pertamina, antara Pertamina dan pemerintah. Namun, masih ada rapat keempat, PGN dan pemerintah.
"Jangan ditanya kepada PGN enggak rapat pas di Pertamina. Karena tahapannya begitu, kumpulin materi di BBM Group," terang Dahlan di Kantor Kementrian BUMN, Jakarta, Kamis (16/1/2014).
Dengan terlahirnya opsi akuisisi hasil diskusi tersebut, Dahlan berharap agar pembahasan peseteruan jalur pipa gas yang melibatkan dua perusahaan tersebut tidak semakin berlarut-larut.
Karena, menurut Dahlan, perseteruan yang tak kunjung usai ini bisa mengganjal Indonesia modern. "Kalau kita menuju Indonesia modern, jangan lagi mengandalkan elpiji. Pertama mahal, angkutan membikin keruwetan sendiri, kenapa enggak pakai gas ke rumah penduduk? Disamping kita menjadikan perusahaan kelas dunia," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri BUMN Dahlan Iskan menyebutkan, ada dua skenario yang dapat dilakukan PT Pertamina dalam melakukan akuisisi terhadap PT PGN. "Dilakukan dua tahap atau sekaligus saja satu tahap," kata Dahlan.
Secara rinci, untuk opsi akuisisi dua tahap, Dahlan menerangkan bahwa pada tahap pertama PGN mengakuisisi PT Pertamina Gas (Pertagas), baru kemudian hasil gabungan keduanya diakuisisi oleh Pertamina sebagai induk usaha.
"Antara lain mengatasi keruwetan tadi, supaya tidak ada persaingan nasional dirugikan. Bisa saja satu tahap bisa saja dua tahap," papar Dahlan.
Dahlan menambahkan, kedua opsi tersebut masih belum dapat diputuskan dalam waktu dekat ini. Namun demikian, dirinya menerangkan, untuk melancarkan prosesi tersebut, pihaknya telah menunjuk PT Danareksa (Persero) dan Bahana Sekuiritas untuk mengkaji langkah terbaik yang dapat dipilih dari dua opsi tersebut.
"Akan satu tahap atau dua tahap masih dikaji, kalau yang terbaik untuk bangsa kita ikut saja, kalau yang baik dua step, PGN beli Pertagas, PGN dibeli Pertamina ya silakan saja, tapi kajiannya belum selesai," pungkasnya.
(gpr)