BKPM dorong Pertamina serap biodiesel lokal
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar mendorong PT Pertamina (Persero) untuk segera merealisasikan perjanjian penyerapan biodiesel dengan produsen di dalam negeri.
Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi beban subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang ditanggung pemerintah.
"Saya ingin Pertamina mencontoh PLN yang sudah siap menyerap biodiesel dari tiga perusahaan dengan kapasitas 1,7 juta ton guna mengantikan solar untuk memproduksi listrik pada pembangkit diselnya," kata Mahendra di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (21/1/2014).
Dengan adanya langkah nyata dari Pertamina, diharapkan dapat meningkatkan serapan investasi, sehingga menciptakan pertumbuhan pembangunan yang optimal.
"Kalau seperti ini ada yang siap serap, maka makin banyak perusahaan tanam investasi untuk hilirisasi sawit dan makin banyak penghematan karena impor BBM yang berkurang," ujar dia.
Mehendra menambahkan, dengan terealisasinya langkah Pertamina tersebut diharapkan upaya hilirisasi sawit dapat segera terwujud.
"Ada 58 perusahaan yang sudah memiliki rencana investasi dan memperoleh izin BKPM dengan nilai investasi mendekati Rp40 triliun. Ini dapat mengurangi dampak ketergantungan terhadap impor BBM," pungkas dia.
Direktur Utama PLN Nur Pamudji sebelumnya mengatakan, terdapat tiga perusahaan yang akan memasok Prossesed Palm Oil atau BBN ke PLN. Perusahaan itu, yakni PT Sinar Mas Agro Resources (Smart), PT Wilmar Nabati Indonesia dan PT Wilmar Cahaya Indonesia.
“Tadinya banyak perusahaan yang sudah diajak, tapi baru tiga perusahaan yang telah menyatakan kesiapannya. Ke depan akan menyusul dari grup Astra,” tutur dia, kemarin.
Nur Pamudji menjelasakan, PT Smart Tbk akan memasok BBN sebanyak 3.320 ton untuk pembangkit listrik di Sumatera Utara. Sedangkan PT Wilmar Cahaya memasok 2.500 ton BBN untuk provinsi Kalimantan Barat dan PT Wilmar Nabati memasok 1.250 ton BBN untuk pembangkit listrik di Riau.
Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi beban subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang ditanggung pemerintah.
"Saya ingin Pertamina mencontoh PLN yang sudah siap menyerap biodiesel dari tiga perusahaan dengan kapasitas 1,7 juta ton guna mengantikan solar untuk memproduksi listrik pada pembangkit diselnya," kata Mahendra di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (21/1/2014).
Dengan adanya langkah nyata dari Pertamina, diharapkan dapat meningkatkan serapan investasi, sehingga menciptakan pertumbuhan pembangunan yang optimal.
"Kalau seperti ini ada yang siap serap, maka makin banyak perusahaan tanam investasi untuk hilirisasi sawit dan makin banyak penghematan karena impor BBM yang berkurang," ujar dia.
Mehendra menambahkan, dengan terealisasinya langkah Pertamina tersebut diharapkan upaya hilirisasi sawit dapat segera terwujud.
"Ada 58 perusahaan yang sudah memiliki rencana investasi dan memperoleh izin BKPM dengan nilai investasi mendekati Rp40 triliun. Ini dapat mengurangi dampak ketergantungan terhadap impor BBM," pungkas dia.
Direktur Utama PLN Nur Pamudji sebelumnya mengatakan, terdapat tiga perusahaan yang akan memasok Prossesed Palm Oil atau BBN ke PLN. Perusahaan itu, yakni PT Sinar Mas Agro Resources (Smart), PT Wilmar Nabati Indonesia dan PT Wilmar Cahaya Indonesia.
“Tadinya banyak perusahaan yang sudah diajak, tapi baru tiga perusahaan yang telah menyatakan kesiapannya. Ke depan akan menyusul dari grup Astra,” tutur dia, kemarin.
Nur Pamudji menjelasakan, PT Smart Tbk akan memasok BBN sebanyak 3.320 ton untuk pembangkit listrik di Sumatera Utara. Sedangkan PT Wilmar Cahaya memasok 2.500 ton BBN untuk provinsi Kalimantan Barat dan PT Wilmar Nabati memasok 1.250 ton BBN untuk pembangkit listrik di Riau.
(gpr)