Rupiah diprediksi kian lesu
A
A
A
Sindonews.com - Nilai tukar rupiah kian lesu menyusul sentimen negatif yang berhembus tak kunjung reda seiring pelemahan yang juga terjadi pada sejumlah mata uang regional.
"Laju rupiah masih dalam tren melemah setelah terimbas pelemahan sejumlah mata uang regional," terang Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Jumat (24/1/2014).
Pada perdagangan akhir pekan ini ada beberapa mata uang regional yang turut melemahkan rupiah, antara lain baht yang merespon terganggunya aktivitas bisnis dengan masih adanya kerusuhan politik.
Selain itu, yuan yang merespon pelemahan indeks manufakturnya hingga imbas masih melemahnya poundsterling setelah merespon tetapnya suku bunga acuan BoE. Namun demikian, lanjut Reza, rupiah masih punya sedikit peluang.
"DI sisi lain, laju pelemahan rupiah dapat diimbangi dengan penguatan euro pasca merespon kenaikan indeks manufaktur dan service PMI Perancis," ujar dia.
Dengan demikian, laju pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) diharapkan dapat ditekan ke area terbatas meskipun tampak trennya masih mendekati angka Rp12.200.
"Laju rupiah berada di bawah support Rp12.134. Rentang rupiah di kisaran Rp12.186-12.158 mengacu kurs tengah BI," pungkas dia.
Kemarin, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI berada di level Rp12.173 per USD atau terdepresiasi 24 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp12.149 per USD.
Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg ditutup pada level Rp12.165 per USD. Posisi ini merosot 22 poin dibanding penutupan Rabu (22/1/2014) di level Rp12.143 per USD.
"Laju rupiah masih dalam tren melemah setelah terimbas pelemahan sejumlah mata uang regional," terang Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Jumat (24/1/2014).
Pada perdagangan akhir pekan ini ada beberapa mata uang regional yang turut melemahkan rupiah, antara lain baht yang merespon terganggunya aktivitas bisnis dengan masih adanya kerusuhan politik.
Selain itu, yuan yang merespon pelemahan indeks manufakturnya hingga imbas masih melemahnya poundsterling setelah merespon tetapnya suku bunga acuan BoE. Namun demikian, lanjut Reza, rupiah masih punya sedikit peluang.
"DI sisi lain, laju pelemahan rupiah dapat diimbangi dengan penguatan euro pasca merespon kenaikan indeks manufaktur dan service PMI Perancis," ujar dia.
Dengan demikian, laju pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) diharapkan dapat ditekan ke area terbatas meskipun tampak trennya masih mendekati angka Rp12.200.
"Laju rupiah berada di bawah support Rp12.134. Rentang rupiah di kisaran Rp12.186-12.158 mengacu kurs tengah BI," pungkas dia.
Kemarin, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI berada di level Rp12.173 per USD atau terdepresiasi 24 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp12.149 per USD.
Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg ditutup pada level Rp12.165 per USD. Posisi ini merosot 22 poin dibanding penutupan Rabu (22/1/2014) di level Rp12.143 per USD.
(rna)