Rupiah masih dalam tren penurunan
![Rupiah masih dalam tren...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2014/02/04/32/832579/WCkV7rbLNU.jpg)
Rupiah masih dalam tren penurunan
A
A
A
Sindonews.com - Sentimen negatif masih betah mengguyur pasar, sehingga menyebabkan masih tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
Pelemahan ini terutama terimbas pengumuman pelemahan data manufaktur China di akhir pekan sebelumnya dan di awal pekan ini yang memberikan sentimen negatif bagi laju pergerakan sejumlah mata uang negara berkembang.
"Ini termasuk rupiah yang masih dalam pelemahannya meski terbatas," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Selasa (4/2/2014).
Reza menambahkan, laju pundsterling dan won yang terdepresiasi terimbas rilis perlambatan kegiatan manufaktur di Inggris dan China serta masih adanya imbas tapering off The Fed turut melemahkan laju rupiah.
"Namun dapat diimbangi oleh pengumuman surplusnya neraca perdagangan Indonesia senilai USD1,52 miliar dan rilis inflasi 1,07 persen MoM yang masih dianggap wajar karena secara historis memang ada kenaikan di bulan Januari," papar Reza.
Laju rupiah pun kembali mendekati level Rp12.300 per USD. Laju rupiah diprediksi kembali di bawah support Rp12.248 per USD. Rentang rupiah di kisaran Rp12.260-12.231 per USD mengacu Kurs Tengah BI.
Kemarin, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI berada di level Rp12.251 per USD atau terkoreksi 25 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp12.226 per USD.
Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg berada pada level Rp12.240 per USD atau merosot 27 poin dibanding Kamis (30/1/2014) di level Rp12.213 per USD.
Pelemahan ini terutama terimbas pengumuman pelemahan data manufaktur China di akhir pekan sebelumnya dan di awal pekan ini yang memberikan sentimen negatif bagi laju pergerakan sejumlah mata uang negara berkembang.
"Ini termasuk rupiah yang masih dalam pelemahannya meski terbatas," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Selasa (4/2/2014).
Reza menambahkan, laju pundsterling dan won yang terdepresiasi terimbas rilis perlambatan kegiatan manufaktur di Inggris dan China serta masih adanya imbas tapering off The Fed turut melemahkan laju rupiah.
"Namun dapat diimbangi oleh pengumuman surplusnya neraca perdagangan Indonesia senilai USD1,52 miliar dan rilis inflasi 1,07 persen MoM yang masih dianggap wajar karena secara historis memang ada kenaikan di bulan Januari," papar Reza.
Laju rupiah pun kembali mendekati level Rp12.300 per USD. Laju rupiah diprediksi kembali di bawah support Rp12.248 per USD. Rentang rupiah di kisaran Rp12.260-12.231 per USD mengacu Kurs Tengah BI.
Kemarin, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI berada di level Rp12.251 per USD atau terkoreksi 25 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp12.226 per USD.
Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg berada pada level Rp12.240 per USD atau merosot 27 poin dibanding Kamis (30/1/2014) di level Rp12.213 per USD.
(rna)