BI komitmen kembangkan UMKM di DIY
A
A
A
Sindonews.com - Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran sentral dalam struktur perekonomian nasional. Pada 2013 lalu, UMKM mampu menyerap 90,9 juta jiwa atau 97,3 persen dari kesempatan kerja dengan total unit usaha mencapai 51,3 juta.
Untuk itulah Bank Indonesia (BI) akan komitmen mendukung pertumbuhan UMKM yang ada di DIY. "UMKM juga cukup tahan terhadap krisis ekonomi dan memberikan 55,6 persen terhadap PDRB," ujar Kepala Perwailan Bank Indonesia DIY, Arief Budi Santoso saat Penyerahan Bantuan Program Sosial Bank Indonesia sekaligus meresmikan gudang KSU Jatirogo, Kamis (6/2/14).
Di kabupaten Bantul, program sosial BI diwujudkan dengan program klaster Jamur Merang, program ketahanan pangan komoditas beras melalui pola integrated farming system, dan replikasi implementasi IFS gapoktan di Imogiri. Sebelumnya telah dilakukan pengembangan kerajinan kulit di Dusun manding.
Di Kulonprogo program ini diwujudkan dengan program ketahanan pangan komoditas cabai, program pengembangan komoditas unggulan gula semut sampai dengan kerajinan tembaga sepuh perak dan kerajinan batik.
"Pengembangan gula semut ini mulai dari penguatan SDM, legalisasi produk sampai dengan penguatan kapasitas produksi melalui pembangunan gudang, dapur higienis dan alat produksi," jelasnya.
Sementara di Gunungkidul, melalui pengembangan komoditas kambing bligon. Di Kota Yogyakarta diwujudkan dengan mengakat besarnya potensi usaha kreatif dengan mendukung gerakan wirausaha nasional melalui seleksi wirausaha baru.
"Kedepan kita juga akan mengembangan padi menur di Kulonprogo dan Kakao di Gunungkidul dan sapi perah di Sleman," ujarnya.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan, tanaman kelapa merupakan produk tanaman unggulan, yang mampu menghasilkan nira hingga diolah menjadi gula semut (brown sugar). Untuk menghasilkan nira ini, ada sekitar 6.000 penderes yang semuanya merupakan warga miskin.
"Kita ingin mengolah industri gula kelapa ini dari hulu sampai hilir agar kesejahteraan petani bisa meningkat," jelas Hasto.
Untuk itulah Bank Indonesia (BI) akan komitmen mendukung pertumbuhan UMKM yang ada di DIY. "UMKM juga cukup tahan terhadap krisis ekonomi dan memberikan 55,6 persen terhadap PDRB," ujar Kepala Perwailan Bank Indonesia DIY, Arief Budi Santoso saat Penyerahan Bantuan Program Sosial Bank Indonesia sekaligus meresmikan gudang KSU Jatirogo, Kamis (6/2/14).
Di kabupaten Bantul, program sosial BI diwujudkan dengan program klaster Jamur Merang, program ketahanan pangan komoditas beras melalui pola integrated farming system, dan replikasi implementasi IFS gapoktan di Imogiri. Sebelumnya telah dilakukan pengembangan kerajinan kulit di Dusun manding.
Di Kulonprogo program ini diwujudkan dengan program ketahanan pangan komoditas cabai, program pengembangan komoditas unggulan gula semut sampai dengan kerajinan tembaga sepuh perak dan kerajinan batik.
"Pengembangan gula semut ini mulai dari penguatan SDM, legalisasi produk sampai dengan penguatan kapasitas produksi melalui pembangunan gudang, dapur higienis dan alat produksi," jelasnya.
Sementara di Gunungkidul, melalui pengembangan komoditas kambing bligon. Di Kota Yogyakarta diwujudkan dengan mengakat besarnya potensi usaha kreatif dengan mendukung gerakan wirausaha nasional melalui seleksi wirausaha baru.
"Kedepan kita juga akan mengembangan padi menur di Kulonprogo dan Kakao di Gunungkidul dan sapi perah di Sleman," ujarnya.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan, tanaman kelapa merupakan produk tanaman unggulan, yang mampu menghasilkan nira hingga diolah menjadi gula semut (brown sugar). Untuk menghasilkan nira ini, ada sekitar 6.000 penderes yang semuanya merupakan warga miskin.
"Kita ingin mengolah industri gula kelapa ini dari hulu sampai hilir agar kesejahteraan petani bisa meningkat," jelas Hasto.
(gpr)