Kemenhub usulkan Merpati bentuk induk usaha baru
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengusulkan agar PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) membentuk induk usaha baru.
Langkah tersebut agar maskapai plat merah yang berusaia 52 tahun ini bisa bangkit lagi dari keterpurukan. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Herry Bhakti mengungkapkan pemerintah telah melihat neraca keuangan Merpati.
Menurutnya, dari seluruh operasional penerbangan Merpati, diketahui bahwa untuk penggunaan pesawat berbadan lebar (wide body) seperti Boeing mengalami kerugian. Sementara, untuk pesawat berbadan kecil seperti jenis MA-60 malah positif neraca keuangannya.
"Memang perlu dibentuk Merapati baru, pemerintah akan mengusulkan kepada jajaran direksi untuk membentuk entitas usaha baru. Unit dari induk usaha ini akan mengelola Merpati, sehingga Merpati bisa lebih fokus memilih rute yang menguntungkan seperti feeder (penghubung) dan perintis," katanya dalam talkshow Sindo Trijaya Network dengan topik "Sayap Patah Merpati" di Jakarta, Sabtu (8/2/2014).
Dalam pembentukan unit usaha baru tersebut, kata Herry, Merpati harus mulai bisa memilih rute-rute gemuk yang lebih potensional menguntungkan dari segi pengangkutan penumpang.
Sehingga, kata dia, Merpati lebih kompetitif dalam menarik pangsa pasar, dibandingkan terus mengalami kerugian, karena kalah saing dengan maskapai lain yang menggunakan pesawat jenis terbaru.
"Merpati seharusnya memang bermain di feeder, selain itu pesawat kecil ditempatkan pada rute-rute penghubung. Nantinya PT Dirgantara Indonesia juga akan memproduksi N-219, Merpati bisa menggunakan pesawat ini agar lebih efisien dibandingkan mendatangkan pesawat dari luar," pungkasnya.
Langkah tersebut agar maskapai plat merah yang berusaia 52 tahun ini bisa bangkit lagi dari keterpurukan. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Herry Bhakti mengungkapkan pemerintah telah melihat neraca keuangan Merpati.
Menurutnya, dari seluruh operasional penerbangan Merpati, diketahui bahwa untuk penggunaan pesawat berbadan lebar (wide body) seperti Boeing mengalami kerugian. Sementara, untuk pesawat berbadan kecil seperti jenis MA-60 malah positif neraca keuangannya.
"Memang perlu dibentuk Merapati baru, pemerintah akan mengusulkan kepada jajaran direksi untuk membentuk entitas usaha baru. Unit dari induk usaha ini akan mengelola Merpati, sehingga Merpati bisa lebih fokus memilih rute yang menguntungkan seperti feeder (penghubung) dan perintis," katanya dalam talkshow Sindo Trijaya Network dengan topik "Sayap Patah Merpati" di Jakarta, Sabtu (8/2/2014).
Dalam pembentukan unit usaha baru tersebut, kata Herry, Merpati harus mulai bisa memilih rute-rute gemuk yang lebih potensional menguntungkan dari segi pengangkutan penumpang.
Sehingga, kata dia, Merpati lebih kompetitif dalam menarik pangsa pasar, dibandingkan terus mengalami kerugian, karena kalah saing dengan maskapai lain yang menggunakan pesawat jenis terbaru.
"Merpati seharusnya memang bermain di feeder, selain itu pesawat kecil ditempatkan pada rute-rute penghubung. Nantinya PT Dirgantara Indonesia juga akan memproduksi N-219, Merpati bisa menggunakan pesawat ini agar lebih efisien dibandingkan mendatangkan pesawat dari luar," pungkasnya.
(izz)