M Lutfi disebut akan duduki posisi Gita di Kemendag
A
A
A
Sindonews.com - Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Lutfi dikabarkan segera dilantik menjadi Menteri Perdagangan (Mendag) untuk menggantikan posisi Gita Wiryawan yang mundur dua pekan lalu.
"Pak Lutfi akan dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) besok (12/2/2014) di Istana Negara. Beliau sudah mendapat panggilan dari Presiden," ungkap seorang pejabat di lingkungan Istana Presiden, Selasa (11/2/2014).
M Lutfi memang bukan orang baru bagi SBY. Sebelum ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia di Jepang sejak 2010, Lutfi merupakan bagian dari Kabinet Indonesia Bersatu jilid I dengan menjabat sebagai Kepala BKPM. Salah satu pendiri Mahaka Group ini tercatat sebagai orang termuda yang menduduki jabatan itu.
Kinerja Lutfi selama menjabat Kepala BKPM sangat positif. Hal itu ditunjukkan dengan laju investasi di Indonesia yang selalu tumbuh double digit setiap tahun. Sebagai contoh, jika pada 2004 nilai investasi ke Indonesia hanya sekitar Rp62 triliun, di 2005 naik menjadi Rp117,9 triliun.
Pada akhir periode jabatan Lutfi pada 2009, nilai investasi ke berbagai sektor industri di Indonesia mencapai Rp135 triliun. Setahun sebelumnya, ketika krisis finansial global mulai menjalar ke seluruh dunia, BKPM berhasil menarik investasi sebesar Rp154,2 triliun.
Ketika menjadi Duta Besar Jepang, Lutfi juga berhasil membangun hubungan positif dengan para investor negeri matahari terbit itu untuk berinvestasi ataupun meningkatkan investasinya di Indonesia. Hasilnya, di 2013 Jepang kembali menjadi investor asing terbesar di Indonesia menyalip posisi Singapura.
Berdasarkan daa BKPM per Juni 2013 mencatat, nilai investasi Jepang mencapai USD2,3 miliar, sementara Singapura USD1,9 miliar. Hasil survei Japan Bank of International Cooperation (JBIC) mengungkapkan, pada 2013 Indonesia merupakan negara tujuan investasi nomor satu bagi perusahaan-perusahaan Jepang. Peringkat itu meningkat tajam dibandingkan 2010 yang masih berada di posisi 6.
Terkait penunjukkan M Lutfi sebagai Menteri Perdagangan, Ketua Apindo Sofjan Wanandi mengatakan, dengan pengalamannya sebagai Kepala BKPM dan jaringan-nya setelah menjadi Dubes Jepang, M Lutfi dapat mengisi kekosongan fungsi dan peran menteri perdagangan.
"Dia harus kerja keras dan tetap fokus pada program yang sudah ada. Waktu enam bulan tidak mungkin untuk lakukan terobosan, yang penting selesaikan masalah distribusi, kendalikan gejolak harga dan inflasi," ujarnya.
Dia mengatakan, Apindo akan mendukung dan membantu untuk membuat perdagangan menjadi positif. Namun Sofjan mengingatkan, sebaiknya Lutfi meneruskan program yang sudah ada dan segera melakukan konsolidasi internal agar kinerja kabinet menteri ekonomi tidak mundur.
Pengamat ekonomi, M Erani Yustika menilai, menteri perdagangan memiliki peran dan tanggung jawab berat agar neraca perdagangan tetap positif seperti di Desember yang surplus USD1,5 miliar.
Apalagi, kata dia, tahun ini nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan mengalami fluktuasi dengan potensi inflasi tinggi akibat pemilu. "Mendag yang baru harus mampu memacu ekspor dan tekan inflasi," katanya.
Di menilai, M Lutfi memiliki kapasitas untuk menggantikan Gita Wirjawan. Selain pernah berada di pemerintahan, sebagai pengusaha Lutfi tentu memiliki pengalaman empiris mengenai berbagai problem dan langkah solutif yang dibutuhkan.
"Secara kapasitas M Lutfi memiliki pengalaman dan kemampuan yang sudah teruji," ujarnya.
"Pak Lutfi akan dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) besok (12/2/2014) di Istana Negara. Beliau sudah mendapat panggilan dari Presiden," ungkap seorang pejabat di lingkungan Istana Presiden, Selasa (11/2/2014).
M Lutfi memang bukan orang baru bagi SBY. Sebelum ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia di Jepang sejak 2010, Lutfi merupakan bagian dari Kabinet Indonesia Bersatu jilid I dengan menjabat sebagai Kepala BKPM. Salah satu pendiri Mahaka Group ini tercatat sebagai orang termuda yang menduduki jabatan itu.
Kinerja Lutfi selama menjabat Kepala BKPM sangat positif. Hal itu ditunjukkan dengan laju investasi di Indonesia yang selalu tumbuh double digit setiap tahun. Sebagai contoh, jika pada 2004 nilai investasi ke Indonesia hanya sekitar Rp62 triliun, di 2005 naik menjadi Rp117,9 triliun.
Pada akhir periode jabatan Lutfi pada 2009, nilai investasi ke berbagai sektor industri di Indonesia mencapai Rp135 triliun. Setahun sebelumnya, ketika krisis finansial global mulai menjalar ke seluruh dunia, BKPM berhasil menarik investasi sebesar Rp154,2 triliun.
Ketika menjadi Duta Besar Jepang, Lutfi juga berhasil membangun hubungan positif dengan para investor negeri matahari terbit itu untuk berinvestasi ataupun meningkatkan investasinya di Indonesia. Hasilnya, di 2013 Jepang kembali menjadi investor asing terbesar di Indonesia menyalip posisi Singapura.
Berdasarkan daa BKPM per Juni 2013 mencatat, nilai investasi Jepang mencapai USD2,3 miliar, sementara Singapura USD1,9 miliar. Hasil survei Japan Bank of International Cooperation (JBIC) mengungkapkan, pada 2013 Indonesia merupakan negara tujuan investasi nomor satu bagi perusahaan-perusahaan Jepang. Peringkat itu meningkat tajam dibandingkan 2010 yang masih berada di posisi 6.
Terkait penunjukkan M Lutfi sebagai Menteri Perdagangan, Ketua Apindo Sofjan Wanandi mengatakan, dengan pengalamannya sebagai Kepala BKPM dan jaringan-nya setelah menjadi Dubes Jepang, M Lutfi dapat mengisi kekosongan fungsi dan peran menteri perdagangan.
"Dia harus kerja keras dan tetap fokus pada program yang sudah ada. Waktu enam bulan tidak mungkin untuk lakukan terobosan, yang penting selesaikan masalah distribusi, kendalikan gejolak harga dan inflasi," ujarnya.
Dia mengatakan, Apindo akan mendukung dan membantu untuk membuat perdagangan menjadi positif. Namun Sofjan mengingatkan, sebaiknya Lutfi meneruskan program yang sudah ada dan segera melakukan konsolidasi internal agar kinerja kabinet menteri ekonomi tidak mundur.
Pengamat ekonomi, M Erani Yustika menilai, menteri perdagangan memiliki peran dan tanggung jawab berat agar neraca perdagangan tetap positif seperti di Desember yang surplus USD1,5 miliar.
Apalagi, kata dia, tahun ini nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan mengalami fluktuasi dengan potensi inflasi tinggi akibat pemilu. "Mendag yang baru harus mampu memacu ekspor dan tekan inflasi," katanya.
Di menilai, M Lutfi memiliki kapasitas untuk menggantikan Gita Wirjawan. Selain pernah berada di pemerintahan, sebagai pengusaha Lutfi tentu memiliki pengalaman empiris mengenai berbagai problem dan langkah solutif yang dibutuhkan.
"Secara kapasitas M Lutfi memiliki pengalaman dan kemampuan yang sudah teruji," ujarnya.
(izz)