BUMN kejar produksi gula 1,8 juta ton tahun ini

Kamis, 13 Februari 2014 - 16:23 WIB
BUMN kejar produksi gula 1,8 juta ton tahun ini
BUMN kejar produksi gula 1,8 juta ton tahun ini
A A A
Sindonews.com - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) gula se-Indonesia menargetkan produksi sebesar 1,8 juta ton pada tahun ini, meningkat sekitar 20 persen dibanding realisasi produksi 2013 sebesar 1,5 juta ton.

Direktur Utama PT PTPN X (Persero) Subiyono mengatakan, untuk mencapai target tersebut adanya pengetatan dalam pola tanam. Yakni, pola tanam awal, tengah dan akhir. "Biar bahan baku tebu memenuhi syarat manis, bersih, segar (MBS)," kata dia saat Rapat Koordinasi BUMN Gula, Evaluasi Giling 213 dan Persiapan 2014 di Surabaya, Kamis (13/2/2014).

Pihaknya berharap masa giling pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang bisa semakin pendek dengan kapasitas yang optimal. Idealnya musim giling berjalan 160 hari. Jika musim giling bisa 160 hari dengan kapasitas yang optimal, bisa menghilangkan biaya tinggi saat panen karena bisa menghindari hujan.

Menurutnya, tantangan lainnya yang harus dijawab adalah pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEA pada 2015. Di mana, perdagangan bebas antar-negara ASEAN akan diimplementasikan. Hal ini mengharuskan pabrik gula(PG) di Indonesia untuk terus berbenah guna memenuhi ekspektasi konsumen yang semakin tinggi, seperti produksi gula yang higienis dan memenuhi SNI.

"PG-PG di seluruh Indonesia juga harus menurunkan biaya pokok produksi agar lebih kompetitif. Di PTPN X biaya pokok produksi berkisar Rp6.000 per kilogram atau terendah di antara BUMN gula," katanya.

Selama 2013, PTPN X mencatat ada lima PG yang memiliki produkvitas tertinggi, antara lain PG Krebet Baru II dengan produktivitas gula 7,10 ton/hektar (ha), PG Sragi dengan produktivitas gula 7,09 ton/ha, PG Ngadirejo dengan produktivitas 6,82 ton/ha, PG Krebet Baru dengan 6,75 ton/ha dan terakhir adalah PG Pesantren Baru dengan 6,75 ton/ha.

Subiyono mengatakan, pada 2014 pabrik gula juga harus makin efisien agar bisa menekan biaya pokok produksi, sehingga petani dan PG sama-sama untung. Secara sederhana, efisiensi proses produksi mudah diukur dari kemampuan pabrik dalam menghasilkan ampas yang merupakan limbah padat tebu.

"PG yang bisa menghasilkan ampas tebu secara optimal berarti proses gilingnya lancar. PG yang bisa menghasilkan ampas tebu juga menunjukkan bahan baku tebunya berada pada fase pemanenan yang tepat alias sudah tua (masak)," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7969 seconds (0.1#10.140)