Bandara lumpuh, penumpang KA melonjak 100%
A
A
A
Sindonews.com - Debu erupsi Gunung Kelud yang melumpuhkan Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo, serta enam bandara lainnya, membuat PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengalami lonjakan okupansi hingga 100 persen.
Dari pantauan wartawan, Sabtu 15 Februari 2014 sore, antrean calon penumpang mengular di depan loket karcis stasiun Balapan Solo, Jawa Tengah. Tidak hanya kelas eksekutif, lonjakan penumpang juga terjadi pada kereta kelas bisnis hingga kelas AC ekonomi.
Salah seorang petugas PT Kereta Api Indonesia, Stasiun Balapan Solo, Sunaryono mengatakan, untuk keberangkatan Sabtu dan Minggu besok seluruh tiket perjalanan kereta api habis terjual. Penjualan tiket
yang masih tersisa adalah untuk keberangkatan Senin, 17 Februari 2014.
"Ya, benar sekali dengan bandara ditutup terjadi lonjakan okupansi kereta hingga 100 persen. Selain tiket kereta jurusan Jakarta yang habis terjual, tiket keberangkatan jurusan Bandung dan Surabaya juga
habis. Yang tersisa untuk keberangkatan pada hari Senin. Tak ada penambahan tiket meskipun penumpang membludak, termasuk kereta," papar Sunaryono di Stasiun Balapan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (15/2/2014).
Dia menjelaskan, hujan debu vulkanik yang menimpa Kota Solo sempat mengganggu perjalanan kereta. Keterlambatan bukan disebabkan jalur perlintasan tertutup debu vulkanik. Namun, akibat jarak pandang masinis terbatas. Mereka kesulitan membaca rambu-rambu kereta api karena terhalang debu vulkanik.
Seperti kereta eksekutif Argo Lawu yang mengalami keterlambatan masuk ke stasiun Balapan. Padahal, kereta Argo Lawu ini diberangkatkan dari Jakarta pada pukul 16.00 WIB. Tetapi, Argo Lawu terlambat cukup lama.
"Tak hanya jarak pandang yang terganggu dan mengakibatkan masinis kesulitan membaca sinyal-sinyal tanda kereta api, banyak sinyal kereta yang mengalami kerusakan karena abu vulkanik. Tapi, itu sudah bisa diatasi," ungkapnya.
Selain jarak pandang dan kerusakan sinyal kereta yang sempat berdampak terhadap perjalanan KA, debu vulkanik Gunung Kelud juga sempat menutupi wesel atau pindah jalur kereta yang cukup tebal. Sehingga, sebelum kereta diberangkatkan, perlu dilakukan pengecekan ulang jalur perlintasan.
"Namun, saat ini jadwal kereta sudah kembali normal. Baik kedatangan maupun keberangkatan sudah kembali seperti biasa," pungkas Sunaryono.
Dari pantauan wartawan, Sabtu 15 Februari 2014 sore, antrean calon penumpang mengular di depan loket karcis stasiun Balapan Solo, Jawa Tengah. Tidak hanya kelas eksekutif, lonjakan penumpang juga terjadi pada kereta kelas bisnis hingga kelas AC ekonomi.
Salah seorang petugas PT Kereta Api Indonesia, Stasiun Balapan Solo, Sunaryono mengatakan, untuk keberangkatan Sabtu dan Minggu besok seluruh tiket perjalanan kereta api habis terjual. Penjualan tiket
yang masih tersisa adalah untuk keberangkatan Senin, 17 Februari 2014.
"Ya, benar sekali dengan bandara ditutup terjadi lonjakan okupansi kereta hingga 100 persen. Selain tiket kereta jurusan Jakarta yang habis terjual, tiket keberangkatan jurusan Bandung dan Surabaya juga
habis. Yang tersisa untuk keberangkatan pada hari Senin. Tak ada penambahan tiket meskipun penumpang membludak, termasuk kereta," papar Sunaryono di Stasiun Balapan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (15/2/2014).
Dia menjelaskan, hujan debu vulkanik yang menimpa Kota Solo sempat mengganggu perjalanan kereta. Keterlambatan bukan disebabkan jalur perlintasan tertutup debu vulkanik. Namun, akibat jarak pandang masinis terbatas. Mereka kesulitan membaca rambu-rambu kereta api karena terhalang debu vulkanik.
Seperti kereta eksekutif Argo Lawu yang mengalami keterlambatan masuk ke stasiun Balapan. Padahal, kereta Argo Lawu ini diberangkatkan dari Jakarta pada pukul 16.00 WIB. Tetapi, Argo Lawu terlambat cukup lama.
"Tak hanya jarak pandang yang terganggu dan mengakibatkan masinis kesulitan membaca sinyal-sinyal tanda kereta api, banyak sinyal kereta yang mengalami kerusakan karena abu vulkanik. Tapi, itu sudah bisa diatasi," ungkapnya.
Selain jarak pandang dan kerusakan sinyal kereta yang sempat berdampak terhadap perjalanan KA, debu vulkanik Gunung Kelud juga sempat menutupi wesel atau pindah jalur kereta yang cukup tebal. Sehingga, sebelum kereta diberangkatkan, perlu dilakukan pengecekan ulang jalur perlintasan.
"Namun, saat ini jadwal kereta sudah kembali normal. Baik kedatangan maupun keberangkatan sudah kembali seperti biasa," pungkas Sunaryono.
(dmd)