BKDI targetkan transaksi komoditas meningkat 10%
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Utama PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI), Megain Wijaya mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan transaksi komoditas dapat meningkat 10 persen tiap bulannya. Untuk itu, BKDI akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk merangkul mereka dalam berinvestasi.
“Target pasar ini harus growth sekitar 10 persen untuk tiap bulannya. Kami juga ingin go internasional pada tahun ini, oleh karena itu kami siapkan strategi salah satunya yakni menyempurnakan kontrak-kontrak kami,” jelasnya di Jakarta, Rabu (19/2/2014).
Dia menambahkan, untuk komoditas pada 2013 lalu yang memberikan kontribusi terbanyak dalam transaksi yakni komoditas minyak kelapa sawit mentah (CPO) sekitar 70 persen dari transaksi, serta sisanya dari emas dan timah.
Sebelumnya, BKDI telah sukses meluncurkan Pasar Timah Batangan yang bertujuan memenuhi kebutuhan industri timah Indonesia. Perdagangan di pasar timah batangan BKDI dilakukan dengan menggunakan sistem lelang untuk menentukan harga penjual dan pembeli terbaik.
Menurut Megain, akan ada lima jenis kontrak yang diperdagangkan di BKDI, antara lain TINPB300 yang artinya batas maksimal unsure pengotor timbale (Pb) adalah 300 part per million (PPM), TINPB200, TINPB50, dan TIN4NINE yang memiliki kandungan timah 99,9 persen.
“Satuan per lot pasar timah ini adalah 5 metric ton dengan pelabuhan penyerahan yang ditetapkan di Muntok, Pangkal Balam, Belitung, dan Kundur,” kata dia.
Head of Product Development BKDI, Stella Novita Lukman menambahkan, merk dagang PAMP ini merupakan emas unggulan dan sudah dipercaya dalam perdagangan emas secara internasional.
Menurutnya, emas PAMP ini telah diakui secara internasional dan menempati urutan pertama dengan 50 persen market share dunia untuk emas 100 gram.
Lebih lanjut dia menjelaskan, harga komoditi emas sekarang yang fluktuasi bukanlah pengaruh dari harga emas itu, namun dari kurs mata uang. Menurut dia, emas itu nilainya tidak pernah berubah namun yang membuat emas selalu turun naik dikarenakan pengaruh nilai tukar.
Sementara itu, untuk komoditi timah sendiri sangat cocok untuk investor institusional atau perusahaan. Dikatakan Stella, adanya peraturan yang mengatur timah bila diekspor melalui bursa membuat harga timah melambung tinggi dari USD21.500 per ton menjadi USD23.000 per ton.
“Ini jelas akan menguntungkan negara dan komoditi itu sendiri. Karena Indonesia memang pengekspor timah pertama dan itu menguntungkan untuk pemerintah dan pelaku pasarnya sendiri,” tegasnya.
“Target pasar ini harus growth sekitar 10 persen untuk tiap bulannya. Kami juga ingin go internasional pada tahun ini, oleh karena itu kami siapkan strategi salah satunya yakni menyempurnakan kontrak-kontrak kami,” jelasnya di Jakarta, Rabu (19/2/2014).
Dia menambahkan, untuk komoditas pada 2013 lalu yang memberikan kontribusi terbanyak dalam transaksi yakni komoditas minyak kelapa sawit mentah (CPO) sekitar 70 persen dari transaksi, serta sisanya dari emas dan timah.
Sebelumnya, BKDI telah sukses meluncurkan Pasar Timah Batangan yang bertujuan memenuhi kebutuhan industri timah Indonesia. Perdagangan di pasar timah batangan BKDI dilakukan dengan menggunakan sistem lelang untuk menentukan harga penjual dan pembeli terbaik.
Menurut Megain, akan ada lima jenis kontrak yang diperdagangkan di BKDI, antara lain TINPB300 yang artinya batas maksimal unsure pengotor timbale (Pb) adalah 300 part per million (PPM), TINPB200, TINPB50, dan TIN4NINE yang memiliki kandungan timah 99,9 persen.
“Satuan per lot pasar timah ini adalah 5 metric ton dengan pelabuhan penyerahan yang ditetapkan di Muntok, Pangkal Balam, Belitung, dan Kundur,” kata dia.
Head of Product Development BKDI, Stella Novita Lukman menambahkan, merk dagang PAMP ini merupakan emas unggulan dan sudah dipercaya dalam perdagangan emas secara internasional.
Menurutnya, emas PAMP ini telah diakui secara internasional dan menempati urutan pertama dengan 50 persen market share dunia untuk emas 100 gram.
Lebih lanjut dia menjelaskan, harga komoditi emas sekarang yang fluktuasi bukanlah pengaruh dari harga emas itu, namun dari kurs mata uang. Menurut dia, emas itu nilainya tidak pernah berubah namun yang membuat emas selalu turun naik dikarenakan pengaruh nilai tukar.
Sementara itu, untuk komoditi timah sendiri sangat cocok untuk investor institusional atau perusahaan. Dikatakan Stella, adanya peraturan yang mengatur timah bila diekspor melalui bursa membuat harga timah melambung tinggi dari USD21.500 per ton menjadi USD23.000 per ton.
“Ini jelas akan menguntungkan negara dan komoditi itu sendiri. Karena Indonesia memang pengekspor timah pertama dan itu menguntungkan untuk pemerintah dan pelaku pasarnya sendiri,” tegasnya.
(gpr)