RI diminta putus kerja sama LNG dengan China
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Indonesia didesak agar memutuskan penjualan Liquified Natural Gas (LNG) dengan harga murah ke Fujian, China. Karena, hal itu hanya akan menguntungkan bangsa lain ketimbang kesejahteran rakyat Indonesia.
"Setop penjualan gas murah ke Fujian (China). Indonesia miskin, China yang kaya," kata Ketua Presidium Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad), Haris Pertama dalam rilisnya, Rabu (19/2/2014).
Pihaknya menuntut agar pemerintah Indonesia tidak mengekspor LNG ke China, terlebih ekspor tersebut sangat murah. Selain itu, kata dia, kontrak perjanjian kerja sama dengan perusahaan China Nasional Offhore Oil Coorporation (CNOOC) dihentikan atau menghentikan penjualan gas alam cair LNG ke Fujian China.
"Hal itu sama saja membiarkan negara kehilangan pemasukan triliunan rupiah. Yang mengherankan, harga LNG untuk dalam negeri dipatok lebih dari USD10 per MMBTU," ujarnya.
Menurutnya, jika pemerintah memutus kerja sama atau menghentikan ekspor gas dengan CNOOC, maka rakyat Indonesia bisa menikmati pembelian gas dengan harga murah.
Karena itu, dia mendesak agar pemerintah Indonesia segera mengeluarkan keputusan menghentikan penjualan gas murah ke China dan berpihak pada rakyat miskin.
Selain itu, dia juga meminta, pemerintah China segera menghentikan pembeliaan gas murah dari Indonesia. "Kami mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama bebaskan Indonesia dari jajahan penjualan gas ke Fujian (China)," pungkasnya.
"Setop penjualan gas murah ke Fujian (China). Indonesia miskin, China yang kaya," kata Ketua Presidium Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad), Haris Pertama dalam rilisnya, Rabu (19/2/2014).
Pihaknya menuntut agar pemerintah Indonesia tidak mengekspor LNG ke China, terlebih ekspor tersebut sangat murah. Selain itu, kata dia, kontrak perjanjian kerja sama dengan perusahaan China Nasional Offhore Oil Coorporation (CNOOC) dihentikan atau menghentikan penjualan gas alam cair LNG ke Fujian China.
"Hal itu sama saja membiarkan negara kehilangan pemasukan triliunan rupiah. Yang mengherankan, harga LNG untuk dalam negeri dipatok lebih dari USD10 per MMBTU," ujarnya.
Menurutnya, jika pemerintah memutus kerja sama atau menghentikan ekspor gas dengan CNOOC, maka rakyat Indonesia bisa menikmati pembelian gas dengan harga murah.
Karena itu, dia mendesak agar pemerintah Indonesia segera mengeluarkan keputusan menghentikan penjualan gas murah ke China dan berpihak pada rakyat miskin.
Selain itu, dia juga meminta, pemerintah China segera menghentikan pembeliaan gas murah dari Indonesia. "Kami mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama bebaskan Indonesia dari jajahan penjualan gas ke Fujian (China)," pungkasnya.
(izz)