Harga minyak dunia tergelincir
Selasa, 04 Maret 2014 - 22:24 WIB
Harga minyak dunia tergelincir
A
A
A
Sindonews.com - Harga minyak di perdagangan dunia hari ini tergelincir, akibat profit taking setelah berada di level tertinggi karena kekhawatiran pasokan energi Eropa atas krisis di Ukraina.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, jatuh USD1,60 berdiri di angka USD109,60 per barel di London. Kontrak sempat melonjak USD112,39 per barel, kemarin, sebagai level tertinggi pada tahun ini.
Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk April, turun USD1,38 menjadi USD103,54 per barel. Indeks acuan AS tersebut menembak hingga USD105,22 per barel, kemarin, titik tertinggi selama lebih dari lima bulan.
"Dengan risk appetite kembali ... kita melihat aset safe haven seperti dolar, yen, emas dan minyak mengambil nafas," kata Craig Erlam, analis pasar di pedagang Alpari, seperti dilansir dari Newshour24, Selasa (4/3/2014).
Memproduksi lebih dari 10 juta barel per hari pada Januari, Rusia bersama Arab Saudi merupakan produsen minyak mentah terbesar di dunia, dan produsen terbesar kedua gas alam. Lebih dari 70 persen ekspor minyak gas ke Eropa melewati Ukraina.
Putin bersikeras Rusia memiliki hak untuk menggunakan "segala cara" guna melindungi warganya di Ukraina, tetapi membantah telah mengirim pasukan ke Crimea, di tengah kebuntuan Perang Dingin.
Rusia menggambarkan penggulingan presiden yang didukung Kremlin, Viktor Yanukovych setelah protes di Kiev yang menewaskan hampir 100 orang bulan lalu, sebagai perebutan kekuasaan bersenjata. "Kami berhak menggunakan segala cara untuk melindungi," tegas Putin kepada wartawan di Moskow.
Namun, dia mengatakan, saat ini "tidak perlu" mengirim pasukan ke Ukraina. Komentar tersebut muncul meyakinkan pasar keuangan yang telah di berada tepi atas kekhawatiran konflik bersenjata di tepi timur Uni Eropa.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, jatuh USD1,60 berdiri di angka USD109,60 per barel di London. Kontrak sempat melonjak USD112,39 per barel, kemarin, sebagai level tertinggi pada tahun ini.
Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk April, turun USD1,38 menjadi USD103,54 per barel. Indeks acuan AS tersebut menembak hingga USD105,22 per barel, kemarin, titik tertinggi selama lebih dari lima bulan.
"Dengan risk appetite kembali ... kita melihat aset safe haven seperti dolar, yen, emas dan minyak mengambil nafas," kata Craig Erlam, analis pasar di pedagang Alpari, seperti dilansir dari Newshour24, Selasa (4/3/2014).
Memproduksi lebih dari 10 juta barel per hari pada Januari, Rusia bersama Arab Saudi merupakan produsen minyak mentah terbesar di dunia, dan produsen terbesar kedua gas alam. Lebih dari 70 persen ekspor minyak gas ke Eropa melewati Ukraina.
Putin bersikeras Rusia memiliki hak untuk menggunakan "segala cara" guna melindungi warganya di Ukraina, tetapi membantah telah mengirim pasukan ke Crimea, di tengah kebuntuan Perang Dingin.
Rusia menggambarkan penggulingan presiden yang didukung Kremlin, Viktor Yanukovych setelah protes di Kiev yang menewaskan hampir 100 orang bulan lalu, sebagai perebutan kekuasaan bersenjata. "Kami berhak menggunakan segala cara untuk melindungi," tegas Putin kepada wartawan di Moskow.
Namun, dia mengatakan, saat ini "tidak perlu" mengirim pasukan ke Ukraina. Komentar tersebut muncul meyakinkan pasar keuangan yang telah di berada tepi atas kekhawatiran konflik bersenjata di tepi timur Uni Eropa.
(dmd)
