Pemerintah nilai ekspor kayu gelondongan tidak relevan

Selasa, 18 Maret 2014 - 00:13 WIB
Pemerintah nilai ekspor kayu gelondongan tidak relevan
Pemerintah nilai ekspor kayu gelondongan tidak relevan
A A A
Sindonews.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan ekspor kayu gelondongan (log) tidak relevan diberlakukan. Hal ini karena industri pengolahan dalam negeri masih membutuhkan bahan baku kayu log.

Kemenperin justru melihat ada peluang besar mengembangkan industri pengolahan kayu di dalam negeri. Apalagi sektor ini menyerap banyak tenaga kerja.

"Saat ini fokus pemerintah adalah mendorong nilai tambah mulai dari hilir. Jadi, apabila ekspor log dibuka, pemerintah khawatir industri pengolahan dalam negeri akan kembali tersendat," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat, Sabtu (17/3/2014).

Sementara Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi mengatakan, apabila ekspor kayu gelondongan dibuka, sama saja pemerintah tidak konsisten dengan rencana peningkatan nilai tambah industri dalam negeri.

Untuk itu, pihaknya akan memaksimumkan nilai tambah. Karena ekspor kayu gelondongan nilai tambahnya kecil. Jadi, pemerintah lebih melihat manfaatnya lebih besar jika dikelola terlebih dahulu di dalam negeri. "Terlebih pemerintah telah mengeluarkan aturan pelarangan ekspor barang tambang mentah dan rotan, sehingga ekspor kayu log dipandang kecil manfaatnya," jelas Bayu.

Namun, sampai saat ini masih banyak pihak yang mendesak pemerintah membuka kembali ekspor log. Alasan mereka bermacam-macam, di antaranya pembukaan ekspor itu akan merangsang budidaya hutan tanaman industri dan hutan tanaman rakyat.

Selain itu, dengan pembukaan keran ekspor, harga kayu domestik akan berfluktuasi mengikuti harga internasional. "Mereka beralasan, ekspor log adalah cara untuk menaikkan harga kayu domestik sesuai pasar internasional," ungkap Sekjen Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Abdul Sobur.

Ketua Umum AMKRI Soetono mencatat, saat ini Indonesia memiliki sekitar 4.000 UKM di industri mebel, dan pasar domestik yang tumbuh sangat pesat. Sementara penjualan domestik pada 2013 untuk furniture dan kerajinan diperkirakan mencapai lebih dari USD700 juta per tahun dan ekspor furniture USD1,7 miliar.

"Dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki, seharusnya Indonesia bisa menjadi leader untuk industri mebel dan kerajinan di kawasan regional ASEAN. AMKRI menargetkan pertumbuhan ekspor produk mebel dan kerajinan nasional mencapai USD5 miliar dalam lima tahun ke depan," tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6215 seconds (0.1#10.140)