Target penyerapan biodiesel tahun ini 4 juta kl
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah menargetkan implementasi kewajiban peningkatan pencampuran bahan bakar nabati (BBN) ke bahan bakar minyak (BBM) mencapai 4 juta kiloliter (kl), dengan penghematan devisa mencapai USD3,1 miliar.
Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maritje Hutapea mengatakan, peningkatan per 1 Sepetember-Oktober 2013 mencapai 10 persen. Adapaun penghematan devisa mencapai USD161,71 juta.
“Penghematan devisa terdiri dari penghematan devisa selama September 2013 sebesar USD75,88 juta dan Oktober 2013 sebesar USD85,83 juta,” kata dia dalam acara diskusi dengan bertema Tata Kelola Migas dan Biodiesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (16/4/2014).
Menurut dia, penghematan devisa di dorong peningkatan penyerapan BBN jenis biodisel ke BBM, sehingga mengurangi porsi impor BBM. Adapun pemanfaatan biodiesel tersebut digunakan untuk pencampuran BBM untuk sektor transportasi, industri dan pembangkit listrik.
“Mandatori biodiesel untuk sektor transportasi dan industri di tahun ini mencapai 10 persen. Sedangkan mandatori untuk pembangkit listrik sebesar 20 persen di 2014,” kata dia.
Dia menjelaskan, biodiesel akan digunakan untuk BBM bersubsidi sebanyak 1,6 juta kl, pembangkit listrik 808 ribu kl serta sektor transportasi dan industri 1,5 juta kl. Realisasi pemanfaatan biodiesel hingga Maret 2014 mencapai 350 ribu KL.
Pemanfaatan biodiesel di awal tahun ini mengalami penurunan lantaran proses pengadaan oleh PT Pertamina belum selesai seluruhnya untuk wilayah timur Indonesia. “Realisasi pemanfaatan biodiesel akan kembali meningkat setelah pengadaan selesai,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, mandatori pemanfaatan biodiesel berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 25 Tahun 2013 yang diberlakukan pada 1 September 2013. Realisasi bulanan pemanfaatan biodiesel periode September sampai Desember 2013 meningkat dua kali lipat dibandingkan realisasi Januari-Agustus 2013.
Pada periode September hingga Desember tahun kemarin, realisasi pemanfaatan biodiesel dikisaran 145 ribu kl, sedangkan di bulan sebelumnya berada pada kisaran 70 ribu kl.
“Capaian mandatori biodiesel 2013 dapat menghemat 1,05 juta kiloliter solar atau setara USD831 juta,” jelasnya.
Selain menyebabkan penghematan devisa, mandatori pemanfaatan BBN untuk dalam negeri juga berdampak pada penghematan subsidi sebesar USD2,84 juta selama September 2013.
Pada Oktober 2013, penyerapan biodiesel mencapai sebesar 4.814 kl dan Pure Plant Oil (PPO) sebesar 228 kl, meningkat dari pemanfaatan biodiesel pada September 2013 yang sebesar 2.088 kl atau setara dengan 0,39 persen terhadap pemakaian High Speed Diesel (HSD).
“Sektor mineral dan batubara secara umum siap untuk melaksanakan implementasi mandatori biodiesel sepanjang badan usaha pemilik izin usaha niaga umum BBM juga telah siap memasok BBM yang telah tercampur biodiesel,” kata dia.
Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maritje Hutapea mengatakan, peningkatan per 1 Sepetember-Oktober 2013 mencapai 10 persen. Adapaun penghematan devisa mencapai USD161,71 juta.
“Penghematan devisa terdiri dari penghematan devisa selama September 2013 sebesar USD75,88 juta dan Oktober 2013 sebesar USD85,83 juta,” kata dia dalam acara diskusi dengan bertema Tata Kelola Migas dan Biodiesel di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (16/4/2014).
Menurut dia, penghematan devisa di dorong peningkatan penyerapan BBN jenis biodisel ke BBM, sehingga mengurangi porsi impor BBM. Adapun pemanfaatan biodiesel tersebut digunakan untuk pencampuran BBM untuk sektor transportasi, industri dan pembangkit listrik.
“Mandatori biodiesel untuk sektor transportasi dan industri di tahun ini mencapai 10 persen. Sedangkan mandatori untuk pembangkit listrik sebesar 20 persen di 2014,” kata dia.
Dia menjelaskan, biodiesel akan digunakan untuk BBM bersubsidi sebanyak 1,6 juta kl, pembangkit listrik 808 ribu kl serta sektor transportasi dan industri 1,5 juta kl. Realisasi pemanfaatan biodiesel hingga Maret 2014 mencapai 350 ribu KL.
Pemanfaatan biodiesel di awal tahun ini mengalami penurunan lantaran proses pengadaan oleh PT Pertamina belum selesai seluruhnya untuk wilayah timur Indonesia. “Realisasi pemanfaatan biodiesel akan kembali meningkat setelah pengadaan selesai,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, mandatori pemanfaatan biodiesel berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 25 Tahun 2013 yang diberlakukan pada 1 September 2013. Realisasi bulanan pemanfaatan biodiesel periode September sampai Desember 2013 meningkat dua kali lipat dibandingkan realisasi Januari-Agustus 2013.
Pada periode September hingga Desember tahun kemarin, realisasi pemanfaatan biodiesel dikisaran 145 ribu kl, sedangkan di bulan sebelumnya berada pada kisaran 70 ribu kl.
“Capaian mandatori biodiesel 2013 dapat menghemat 1,05 juta kiloliter solar atau setara USD831 juta,” jelasnya.
Selain menyebabkan penghematan devisa, mandatori pemanfaatan BBN untuk dalam negeri juga berdampak pada penghematan subsidi sebesar USD2,84 juta selama September 2013.
Pada Oktober 2013, penyerapan biodiesel mencapai sebesar 4.814 kl dan Pure Plant Oil (PPO) sebesar 228 kl, meningkat dari pemanfaatan biodiesel pada September 2013 yang sebesar 2.088 kl atau setara dengan 0,39 persen terhadap pemakaian High Speed Diesel (HSD).
“Sektor mineral dan batubara secara umum siap untuk melaksanakan implementasi mandatori biodiesel sepanjang badan usaha pemilik izin usaha niaga umum BBM juga telah siap memasok BBM yang telah tercampur biodiesel,” kata dia.
(rna)