SMI targetkan pembiayaan Rp5,5 T
A
A
A
Sindonews.com - PT Sarana Multi Infrastruktur (persero) atau SMI menargetkan komitmen pembiayaan sebesar Rp5,5 triliun atau naik Rp1 triliun dari realisasi pembiayaan per akhir Maret 2014 dari Rp4,5 triliun.
Sementara, sampai akhir 2013 komitmen pembiayaan perseroan sebesar Rp4,4 triliun atau naik dari Rp2,2 triliun di tahun sebelumnya. "Sementara outstanding pembiayaan sebesar Rp3 triliun, naik dari 2012 sebesar Rp1,1 triliun," kata Direktur Utama SMI Emma Sri Martini di Jakarta, Senin (287/4/2014).
Menurutnya, kontribusi utama dari komitmen pembiayaan berdasarkan sektor berada pada sektor ketenagalistrikan sebesar 39 persen. Sementara, sektor minyak dan gas bumi berkontribusi sebesar 13 persen. Sisanya, telekomunikasi 12 persen, transportasi 12 persen, jalan tol 11 persen, air minum 10 persen, serta irigasi 3 persen.
Kontribusi komitmen pembiayaan berdasarkan lokasi paling besar di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sebesar 40 persen. Sisanya di Sumatera 33 persen, Kalimantan 14 persen, Sulawesi 9 persen, Maluku dan Papua sebesar 4 persen.
"Laba bersih 2013 sebesar Rp207 miliar atau naik Rp100 milair dari tahun sebelumnya Rp107 miliar," ungkap dia.
Peningkatan laba dipengaruhi peningkatan jumlah pembiayaan yang diberikan perseroan. Perseroan juga mengalami pertumbuhan aset signifikan dalam lima tahun terakhir. Tercatat aset perseroan naik menjadi Rp7 triliun dari Rp5,1 triliun per akhir Desember 2012.
Dengan regulasi maksimum DER 10x, SMI masih memilki tingkat DER yang jauh di bawah nilai maksimum tersebut. Dukungan pemerintah RI terhadap perseroan dilakukan melalui penambahan modal pada 2010 dan 2012 masing-masing sebesar Rp1 triliun dan Rp2 triliun.
Sampai saat ini, SMI memiliki tiga proyek kerja sama pemerintah dan Swasta (KPS). Direktur Pembiayaan dan Investasi Sarana Multi Infrastuktur Nasrizal Nasir menyampaikan, proyek tersebut yakni KPS SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) Umbulan yang memanfaatkan keberadaan mata air Umbulan.
Nasrizal mengatakan, rencana proyek ini dengan mengalirkan debit air sebesar 4.000 liter per detik dari mata air Umbulan ke daerah penerima manfaat seperti Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya dan Gresik. "Perkiraan biaya proyek ini menghabiskan dana sekitar Rp2 triliun," ungkapnya.
Sementara, proyek KPS KA Bandara Soekarno Hatta, merupakan proyek penyelenggaraan sarana dan prasarana perkertaapian dari Bandara Halim Perdana Kusuma ke Bandara Soekarno Hatta yang dijadikan sebagai KA ekspress dengan pelayanan premium.
Proyek KPS KA ini membutuhkan dana sekitar Rp20 triliun. "Terakhir proyek KPS Batam yang membutuhkan dana Rp1 triliun sampai Rp1,5 triliun. Ini bertujuan untuk memberikan solusi dalam menangani permasalahan sampah di Kota Batam," terang dia.
Pihaknya menargetkan, lima tahun kedepan pertumbuhan pembiayaan bisa sebesar 45 persen. Sementara, pertumbuhan pendapatan pembiayaan ditargetkan dapat meningkat 52 persen.
"Kami menargetkan total aset 2018 dapat mencapai Rp20 triliun, sementara pendapatan dapat meningkat 40 persen," pungkasnya.
Sementara, sampai akhir 2013 komitmen pembiayaan perseroan sebesar Rp4,4 triliun atau naik dari Rp2,2 triliun di tahun sebelumnya. "Sementara outstanding pembiayaan sebesar Rp3 triliun, naik dari 2012 sebesar Rp1,1 triliun," kata Direktur Utama SMI Emma Sri Martini di Jakarta, Senin (287/4/2014).
Menurutnya, kontribusi utama dari komitmen pembiayaan berdasarkan sektor berada pada sektor ketenagalistrikan sebesar 39 persen. Sementara, sektor minyak dan gas bumi berkontribusi sebesar 13 persen. Sisanya, telekomunikasi 12 persen, transportasi 12 persen, jalan tol 11 persen, air minum 10 persen, serta irigasi 3 persen.
Kontribusi komitmen pembiayaan berdasarkan lokasi paling besar di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sebesar 40 persen. Sisanya di Sumatera 33 persen, Kalimantan 14 persen, Sulawesi 9 persen, Maluku dan Papua sebesar 4 persen.
"Laba bersih 2013 sebesar Rp207 miliar atau naik Rp100 milair dari tahun sebelumnya Rp107 miliar," ungkap dia.
Peningkatan laba dipengaruhi peningkatan jumlah pembiayaan yang diberikan perseroan. Perseroan juga mengalami pertumbuhan aset signifikan dalam lima tahun terakhir. Tercatat aset perseroan naik menjadi Rp7 triliun dari Rp5,1 triliun per akhir Desember 2012.
Dengan regulasi maksimum DER 10x, SMI masih memilki tingkat DER yang jauh di bawah nilai maksimum tersebut. Dukungan pemerintah RI terhadap perseroan dilakukan melalui penambahan modal pada 2010 dan 2012 masing-masing sebesar Rp1 triliun dan Rp2 triliun.
Sampai saat ini, SMI memiliki tiga proyek kerja sama pemerintah dan Swasta (KPS). Direktur Pembiayaan dan Investasi Sarana Multi Infrastuktur Nasrizal Nasir menyampaikan, proyek tersebut yakni KPS SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) Umbulan yang memanfaatkan keberadaan mata air Umbulan.
Nasrizal mengatakan, rencana proyek ini dengan mengalirkan debit air sebesar 4.000 liter per detik dari mata air Umbulan ke daerah penerima manfaat seperti Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya dan Gresik. "Perkiraan biaya proyek ini menghabiskan dana sekitar Rp2 triliun," ungkapnya.
Sementara, proyek KPS KA Bandara Soekarno Hatta, merupakan proyek penyelenggaraan sarana dan prasarana perkertaapian dari Bandara Halim Perdana Kusuma ke Bandara Soekarno Hatta yang dijadikan sebagai KA ekspress dengan pelayanan premium.
Proyek KPS KA ini membutuhkan dana sekitar Rp20 triliun. "Terakhir proyek KPS Batam yang membutuhkan dana Rp1 triliun sampai Rp1,5 triliun. Ini bertujuan untuk memberikan solusi dalam menangani permasalahan sampah di Kota Batam," terang dia.
Pihaknya menargetkan, lima tahun kedepan pertumbuhan pembiayaan bisa sebesar 45 persen. Sementara, pertumbuhan pendapatan pembiayaan ditargetkan dapat meningkat 52 persen.
"Kami menargetkan total aset 2018 dapat mencapai Rp20 triliun, sementara pendapatan dapat meningkat 40 persen," pungkasnya.
(izz)