OJK Rilis Capaian Kinerja Kuartal I/2014
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah berdiri sejak 1 Januari 2013 hari ini merilis capaian kinerjanya pada kuartal I/2014 dalam hal pengawasan dan pengaturan di Pasar Modal (PM), Industri Keuangan Non Bank (IKNB), Perbankan, dan Edukasi Perlindungan Konsumen (EPK).
Secara umum, kondisi pasar keuangan domestik pada kuartal I/2014 menunjukkan penguatan signifikan. Hal ini terlihat dari beberapa indikator yang mulai mengalami perbaikan, seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), IKNB, perbankan, nilai tukar rupiah, dan imbal hasil surat berharga negara menunjukkan perbaikan.
"Sampai saat ini, peraturan yang telah dikeluarkan OJK adalah 14 POJK, 8 KDK, 12 SEOJK. Sedangkan yang dalam proses penyelesaian perbankan adalah 3 RPOJK, dari pasar modal 33 RSEOJK dan 19 RPOJK, dari IKNB 5 RSEOJK, 13 RPOJK, dan 3 RPDK," ujar Deputi Komisioner Manajemen Strategis 1B OJK, Lucky Fathul di Gedung OJK, Jakarta, Senin (23/6/2014).
Sektor keuangan Indonesia, kata dia, juga menunjukkan perkembangan positif. Pada pasar surat berharga negara, imbal hasil SBN selama kuartal I/2014 membukukan penurunan rata-rata sebesar 42 basis point.
Dia mengklaim, pertumbuhan ini disertai dengan volatilitas yang rendah, yang mencerminkan stabilitas yang tetap terjaga meskipun pada awal tahun ini terjadi pemindahan fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan dari BI dan OJK.
"IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami peningkatan sebesar 11,6%, ditutup pada posisi 4.768,28. Net buy oleh investor asing sebesar Rp24,6 triliun," terang dia.
Dia melanjutkan, nilai kapitalisasi pasar saham juga mengalami peningkatan sebesar 11,8% dibanding posisi pada akhir kuartal sebelumnya. Sedangkan rata-rata perdagangan per hari mengalami penurunan sebesar 4,6%, namun rata-rata frekuensi perdagangan saham per hari mengalami peningkatan 38,7%.
"Sedangkan total aset IKNB di akhir kuartal I/2014 naik sekitar 2,9% dibanding periode triwulan sebelumnya," pungkas Lucky.
Secara umum, kondisi pasar keuangan domestik pada kuartal I/2014 menunjukkan penguatan signifikan. Hal ini terlihat dari beberapa indikator yang mulai mengalami perbaikan, seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), IKNB, perbankan, nilai tukar rupiah, dan imbal hasil surat berharga negara menunjukkan perbaikan.
"Sampai saat ini, peraturan yang telah dikeluarkan OJK adalah 14 POJK, 8 KDK, 12 SEOJK. Sedangkan yang dalam proses penyelesaian perbankan adalah 3 RPOJK, dari pasar modal 33 RSEOJK dan 19 RPOJK, dari IKNB 5 RSEOJK, 13 RPOJK, dan 3 RPDK," ujar Deputi Komisioner Manajemen Strategis 1B OJK, Lucky Fathul di Gedung OJK, Jakarta, Senin (23/6/2014).
Sektor keuangan Indonesia, kata dia, juga menunjukkan perkembangan positif. Pada pasar surat berharga negara, imbal hasil SBN selama kuartal I/2014 membukukan penurunan rata-rata sebesar 42 basis point.
Dia mengklaim, pertumbuhan ini disertai dengan volatilitas yang rendah, yang mencerminkan stabilitas yang tetap terjaga meskipun pada awal tahun ini terjadi pemindahan fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan dari BI dan OJK.
"IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami peningkatan sebesar 11,6%, ditutup pada posisi 4.768,28. Net buy oleh investor asing sebesar Rp24,6 triliun," terang dia.
Dia melanjutkan, nilai kapitalisasi pasar saham juga mengalami peningkatan sebesar 11,8% dibanding posisi pada akhir kuartal sebelumnya. Sedangkan rata-rata perdagangan per hari mengalami penurunan sebesar 4,6%, namun rata-rata frekuensi perdagangan saham per hari mengalami peningkatan 38,7%.
"Sedangkan total aset IKNB di akhir kuartal I/2014 naik sekitar 2,9% dibanding periode triwulan sebelumnya," pungkas Lucky.
(izz)