Garuda Percepatan Pelunasan Utang USD62,5 Juta
A
A
A
JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mempercepat pelunasan (voluntary prepayment) atas pinjaman Export Credit Agency (ECA) dan Commercial Lenders (CL) senilai USD62,5 juta atau setara Rp750 miliar (kurs Rp12.000).
Pinjaman tersebut diperoleh dari sindikasi lebih dari 15 lembaga keuangan, diantaranya Lloyds Bank Plc sebagai agent dan security trustee, BNP Paribas dan Credit Agricole Corporate and Investment Bank pada tahun 1996 dan telah direstrukturisasi sepenuhnya pada 2010.
Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan bahwa penandatanganan pelunasan utang dengan ECA dan CL tersebut merupakan komitmen Garuda Indonesia untuk memenuhi seluruh kewajiban perseroan kepada kreditur sesuai komitmen yang tertuang dalam kontrak atau perjanjian.
"Seiring dengan pertumbuhan kinerja Garuda yang didukung program transformasi dan ekspansi perseroan yang tertuang dalam program Quantum Leap 2011-2015, Garuda dapat memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan memenuhi seluruh komitmennya kepada pihak kreditur," kata Emir dalam rilisnya Kamis (26/6/2014).
Pinjaman sindikasi ECA dan Commercial Lenders tersebut dialokasikan untuk pengadaan sebanyak enam unit pesawat A330-300 pada 1996. Dengan dilaksanakannya percepatan pelunasan utang tersebut, maka Garuda memperoleh hak kepemilikan atas enam unit pesawat A330-300 yang selama ini menjadi underlying asset atas pinjaman tersebut, dan perseroan tidak lagi terikat dengan covenant dari ECA dan CL.
Sejalan dengan program Quantum Leap, Garuda Indonesia menjadikan tahun 2011 hingga 2015 sebagai tahun ekspansi perusahaan, seiring dengan investasi yang dilaksanakan perseroan berkaitan dengan program pengembangan armada dan proses pengembangan Citilink sebagai penerbangan berbiaya murah (low cost carrier) yang beroperasi secara mandiri.
Melalui program pengembangan tersebut, Garuda Indonesia pada 2015 akan mengoperasikan sebanyak 194 pesawat dengan usia rata-rata pesawat 4,8 tahun. Garuda Indonesia juga akan mengangkut sebanyak 45,4 juta penumpang dari saat ini 25 juta penumpang, dan peningkatan frekuensi penerbangan menjadi 1.100 frekuensi per hari dari sekitar lebih dari 534 frekuensi penerbangan per hari saat ini.
Pinjaman tersebut diperoleh dari sindikasi lebih dari 15 lembaga keuangan, diantaranya Lloyds Bank Plc sebagai agent dan security trustee, BNP Paribas dan Credit Agricole Corporate and Investment Bank pada tahun 1996 dan telah direstrukturisasi sepenuhnya pada 2010.
Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan bahwa penandatanganan pelunasan utang dengan ECA dan CL tersebut merupakan komitmen Garuda Indonesia untuk memenuhi seluruh kewajiban perseroan kepada kreditur sesuai komitmen yang tertuang dalam kontrak atau perjanjian.
"Seiring dengan pertumbuhan kinerja Garuda yang didukung program transformasi dan ekspansi perseroan yang tertuang dalam program Quantum Leap 2011-2015, Garuda dapat memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan memenuhi seluruh komitmennya kepada pihak kreditur," kata Emir dalam rilisnya Kamis (26/6/2014).
Pinjaman sindikasi ECA dan Commercial Lenders tersebut dialokasikan untuk pengadaan sebanyak enam unit pesawat A330-300 pada 1996. Dengan dilaksanakannya percepatan pelunasan utang tersebut, maka Garuda memperoleh hak kepemilikan atas enam unit pesawat A330-300 yang selama ini menjadi underlying asset atas pinjaman tersebut, dan perseroan tidak lagi terikat dengan covenant dari ECA dan CL.
Sejalan dengan program Quantum Leap, Garuda Indonesia menjadikan tahun 2011 hingga 2015 sebagai tahun ekspansi perusahaan, seiring dengan investasi yang dilaksanakan perseroan berkaitan dengan program pengembangan armada dan proses pengembangan Citilink sebagai penerbangan berbiaya murah (low cost carrier) yang beroperasi secara mandiri.
Melalui program pengembangan tersebut, Garuda Indonesia pada 2015 akan mengoperasikan sebanyak 194 pesawat dengan usia rata-rata pesawat 4,8 tahun. Garuda Indonesia juga akan mengangkut sebanyak 45,4 juta penumpang dari saat ini 25 juta penumpang, dan peningkatan frekuensi penerbangan menjadi 1.100 frekuensi per hari dari sekitar lebih dari 534 frekuensi penerbangan per hari saat ini.
(rna)