Pupuk Langka, Wajo Siap Gelar Razia
A
A
A
WAJO - Bupati Wajo Andi Burhanuddin Unru akan melakukan razia di gudang pupuk distributor dan pengecer yang tedaftar saat Ramadan.
Hal ini menyusul adanya kelangkaan pupuk yang terjadi di daerah ini. Petani yang siap bercocok tanam kewalahan mendapat suplai pupuk. Karena itu, Bupati sesalkan distributor yang dianggap-nya kurang konsisten menjaga stabilitas dan ketersediaan pupuk di wilayah cakupannya.
Untuk itu, Bupati mengaku akan mengecek langsung gudang-gudang pupuk. "Saya nilai distributor dan pengecer di sini tidak maksimal, kelangkaan pupuk yang dialami masyarakat petani saat ini itu karena ulah distributor. Bagaimana mendapat stok pupuk bila tidak dikelola dengan modal yang cukup," katanya, Jumat (27/6/2014).
Padahal, kata dia, seharusnya pendistribusi maupun pengecer harus punya modal awal, uang petani yang dikumpul jangan dijadikan modal dan pupuknya menyusul.
Dia mengatakan, menjadi pemimpin rakyat harus tanggung risiko, apapun yang terjadi sepanjang itu untuk kepentingan rakyat. Sama hal-nya distributor dan pengecer, harus siapkan dulu modal dan berani korban materi asal pupuk tetap tersedia.
"Penyaluran pupuk kepada petani urusan distributor, tanggung jawab pengecer. Tapi bila distributornya mengaku terkendala modal, maka sebaiknya tugas itu ditangani pemerintah," katanya.
Bupati juga menegaskan bahwa distributor dan pengecer untuk buang handuk dan diminta berhenti bila tidak mampu menjaga stabilitas dan ketersediaan pupuk di Kabupaten Wajo.
"Bila distributor dan pengecer yang ditunjuk tidak mampu, sebaiknya buang handuk saja, silakan berhenti. Pemerintah siap mendanai pengelolaan distribusi pupuk. Saya kecewa karena stabilitas dan ketersediaan pupuk adalah hal pokok penunjang produksi pertanian. Saya minta agar masalah ini tidak dianggap remeh," terang dia.
Sesuai data yang diterimanya, kuota pupuk untuk Kabupaten Wajo sebesar 20 ton, sementara luas lahan yang ada hanya 93 ribu hektare. Kalau dibagi rata masing-masing 50 kg per hektare, maka bisa mencakupi 100 ribu hektare sawah.
"Bagaimana bisa penyaluran pupuk bermasalah?, kuota yang disiapkan lebih, namun kenapa pupuk langka. Jadi, di sini ada yang tidak beres, jangan-jangan karena distributor atau pengecernya kurang modal, ataukah karena mempermainkan rakyat. Hati-hati, saya tetap punya hak untuk menghentikan aktivitas pengecer dan distributor," katanya.
Pihak PT Pupuk Kaltim, Gian Gunawan mengatakan, kelangkaan pupuk yang terjadi karena kesalaha tekhnis yang dihadapi saat proses pengangkutan dan bongkar muat.
"Kesalahan itu sepenuhnya dari kami. Selaku produsen, kami meminta maaf atas keterlambatan yang mengakibatkan pupuk menjadi langka. Keterlambatan yang ada bukan karena urusan politis, namun karena kesalahan teknis," kata Gian.
Dia mengungkapkan, saat proses pendistribusian, armada pengangkutan mengalami kendala, sehingga pupuk yang harusnya sudah terbongkar di Makassar 15 Juni batal dibongkar muat. Karena armada pengakutan pupuk bermasalah, terpaksa harus dikembalikan sebelum pupuk dibongkar muat di Makassar.
"Kesalahan teknis itulah yang mengakibatkan kelangkaan pupuk. Kalau soal politik, saya rasa sudah jelas, pemerintah telah memberikan peluang kepada kita untuk membuat maping, berapa kuota pupuk yang dibutuhkan masing-masing daerah," jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Wajo, IB Putu Artana menjelaskan, di Kabupaten Wajo ada dua perusahaan produsen yang memasarkan pupuk yakni PT Pupuk Kaltim dan PT Petro Kimia Gresik.
"Masing-masing kedua perusahaan produsen itu memasarkan tiga jenis pupuk diantaranya, Urea, NPK Pelangi dan Z Organik dipasarkan PT Pupuk Kaltim dan jenis pupuk NPK Phonska, SP-36, ZA dan Petroganik dipasarkan PT Petro Kimia Gresik. Putu membeberkan, kedua perusahaan ini punya kios dan pendistribusi di tingkat kecamatan," pungkasnya.
Hal ini menyusul adanya kelangkaan pupuk yang terjadi di daerah ini. Petani yang siap bercocok tanam kewalahan mendapat suplai pupuk. Karena itu, Bupati sesalkan distributor yang dianggap-nya kurang konsisten menjaga stabilitas dan ketersediaan pupuk di wilayah cakupannya.
Untuk itu, Bupati mengaku akan mengecek langsung gudang-gudang pupuk. "Saya nilai distributor dan pengecer di sini tidak maksimal, kelangkaan pupuk yang dialami masyarakat petani saat ini itu karena ulah distributor. Bagaimana mendapat stok pupuk bila tidak dikelola dengan modal yang cukup," katanya, Jumat (27/6/2014).
Padahal, kata dia, seharusnya pendistribusi maupun pengecer harus punya modal awal, uang petani yang dikumpul jangan dijadikan modal dan pupuknya menyusul.
Dia mengatakan, menjadi pemimpin rakyat harus tanggung risiko, apapun yang terjadi sepanjang itu untuk kepentingan rakyat. Sama hal-nya distributor dan pengecer, harus siapkan dulu modal dan berani korban materi asal pupuk tetap tersedia.
"Penyaluran pupuk kepada petani urusan distributor, tanggung jawab pengecer. Tapi bila distributornya mengaku terkendala modal, maka sebaiknya tugas itu ditangani pemerintah," katanya.
Bupati juga menegaskan bahwa distributor dan pengecer untuk buang handuk dan diminta berhenti bila tidak mampu menjaga stabilitas dan ketersediaan pupuk di Kabupaten Wajo.
"Bila distributor dan pengecer yang ditunjuk tidak mampu, sebaiknya buang handuk saja, silakan berhenti. Pemerintah siap mendanai pengelolaan distribusi pupuk. Saya kecewa karena stabilitas dan ketersediaan pupuk adalah hal pokok penunjang produksi pertanian. Saya minta agar masalah ini tidak dianggap remeh," terang dia.
Sesuai data yang diterimanya, kuota pupuk untuk Kabupaten Wajo sebesar 20 ton, sementara luas lahan yang ada hanya 93 ribu hektare. Kalau dibagi rata masing-masing 50 kg per hektare, maka bisa mencakupi 100 ribu hektare sawah.
"Bagaimana bisa penyaluran pupuk bermasalah?, kuota yang disiapkan lebih, namun kenapa pupuk langka. Jadi, di sini ada yang tidak beres, jangan-jangan karena distributor atau pengecernya kurang modal, ataukah karena mempermainkan rakyat. Hati-hati, saya tetap punya hak untuk menghentikan aktivitas pengecer dan distributor," katanya.
Pihak PT Pupuk Kaltim, Gian Gunawan mengatakan, kelangkaan pupuk yang terjadi karena kesalaha tekhnis yang dihadapi saat proses pengangkutan dan bongkar muat.
"Kesalahan itu sepenuhnya dari kami. Selaku produsen, kami meminta maaf atas keterlambatan yang mengakibatkan pupuk menjadi langka. Keterlambatan yang ada bukan karena urusan politis, namun karena kesalahan teknis," kata Gian.
Dia mengungkapkan, saat proses pendistribusian, armada pengangkutan mengalami kendala, sehingga pupuk yang harusnya sudah terbongkar di Makassar 15 Juni batal dibongkar muat. Karena armada pengakutan pupuk bermasalah, terpaksa harus dikembalikan sebelum pupuk dibongkar muat di Makassar.
"Kesalahan teknis itulah yang mengakibatkan kelangkaan pupuk. Kalau soal politik, saya rasa sudah jelas, pemerintah telah memberikan peluang kepada kita untuk membuat maping, berapa kuota pupuk yang dibutuhkan masing-masing daerah," jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Wajo, IB Putu Artana menjelaskan, di Kabupaten Wajo ada dua perusahaan produsen yang memasarkan pupuk yakni PT Pupuk Kaltim dan PT Petro Kimia Gresik.
"Masing-masing kedua perusahaan produsen itu memasarkan tiga jenis pupuk diantaranya, Urea, NPK Pelangi dan Z Organik dipasarkan PT Pupuk Kaltim dan jenis pupuk NPK Phonska, SP-36, ZA dan Petroganik dipasarkan PT Petro Kimia Gresik. Putu membeberkan, kedua perusahaan ini punya kios dan pendistribusi di tingkat kecamatan," pungkasnya.
(izz)