Magna Finance Akan Rambah Pembiayaan Mobil Baru

Senin, 07 Juli 2014 - 11:34 WIB
Magna Finance Akan Rambah...
Magna Finance Akan Rambah Pembiayaan Mobil Baru
A A A
JAKARTA - Emiten pembiayaan mobil bekas, PT Magna Finance Tbk (MGNA) merambah pembiayaan untuk mobil baru. Sementara saat ini, perusahaan yang baru saja mencatatkan sahamnya di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut selama ini hanya melayani pembiayaan mobil bekas.

"Ada rencana untuk pembiayaan mobil baru, mungkin tahun depan," kata Direktur Utama PT Magna Finance Tbk Goenadi Hadiwidjaja dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (7/7/2014).

Lebih lanjut dia menjelaskan, rencana ini akan bekerja sama dengan perusahaan lain melalui kerja sama mitra. "Tapi kerjasama secara partnership atau mitralah. Dengan dealer yang ada, sekarang kan dealer juga mitra," tuturnya.

Dia beralasan, pertimbangan perusahaan untuk masuk ke pembiayaan mobil baru karena potensi pasar yang lebih besar, meski memeiliki keuntungan maupun kekurangan masing-masing.

"Kelebihannya dia kondisi harga yang dari toko itu sudah fix. Kita tidak perlu survei kendaraannya lagi. Kalau mobil bekas itu harus survei lagi. Kendaraannya bagus atau tidak. Kalau mobil baru tidak perlu. Tapi mobil baru biasanya bunganya lebih rendah," imbuhnya.

Walaupun akan menyasar ke pembiayaan mobil baru, Goenadi menuturkan, perseroan tidak akan bergeser dari inti bisnis saat ini, yakni pembiayaan mobil bekas.

"Masih mobil bekas yang banyak. Karena kita punya core bisnis yang banyak itu di mobil bekas. Mobil baru hanya untuk tambahan supaya kita lebih besar. Untuk pembiayaan motor, kami tidak ada rencana," tutur dia.

Oleh sebab itu, dia berharap dengan masuknya MGNA ke BEI, ke depannya dapat menerbitkan surat utang (obligasi) untuk mendukung pendanaan perusahaan.

Selain itu, sambungnya, perseroan juga berencana akan membuka jaringan baru atau kantor cabang, selain yang sudah di buka di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.

"Ya, kita buka jaringan tergantung pertumbuhan kita karena kalau untuk tumbuh, kita harus buka jaringan yang baru. Jadi, di satu daerah kita tidak bisa lipat gandakan. Risiko kreditnya juga besar. Tahun ini paling 3 (buka kantor cabang) maksimal. Sekarang ada 28 kantor," tukas dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5792 seconds (0.1#10.140)