Dituntut Petani Tebu, Ini Jawaban Mendag
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah petani tebu mengajukan gugatan yang ditujukan kepada Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, karena dianggap membuat kebijakan harga gula yang merugikan petani.
Menanggapi hal itu, Lutfi yang ditemui usai acara buka puasa bersama di kantornya mengaku telah berusaha untuk memperbaiki harga-harga tersebut. Bahkan dirinya telah berbicara konstan dengan Asosiasi Petani Tebu Republik Indonesia (APTRI) terkait permasalahan ini.
"Jumlah petani itu dua juta. Tapi percayalah bahwa yang saya kerjakan ini dengan niatan baik, mencoba untuk adil dan bersih supaya untuk menjaga kemaslahatan bersama," lirihnya di Kantor Kemendag, Selasa (8/7/2014) malam.
Kendati demikian, dia mengatakan, tetap mempersilakan segelintir petani yang mengadukannya ke Pengadilan Tata Usaha Negeri (PTUN) dan Mahkamah Agung (MA) terkait hal ini.
"Tapi dengan adanya negara demokrasi, mau menuntut apa boleh buat. Ya kita ladeni. Tetapi yang dituntut apanya? Impornya? Impor Bulog itu sudah saya katakan kemarin dengan APTRI dan asosiasi gula lainnya bahwa saya kasih (kuota) 350 ribu ton, yang terealisasi itu tidak lebih dari 22 ribu ton," imbuhnya.
Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini juga mempersilakan jika para petani menuntut ingin menghapuskan Harga Pokok Petani (HPP) gula tersebut. Dia mengaku hanya menjalankan kewajibannya untuk mengeluarkan HPP gula supaya baik.
"Kenapa HPP nya terlalu rendah? Kalau Anda boleh tahu sekarang trennya, itu harga gula turun terus. Jadi mau dinaikin apapun sekarang ini kemungkinan besar kalau tidak disanggah, tidak dikomunikasikan dengan baik harga gula akan turun terus," jelasnya.
Lutfi pun mengklaim, komunikasinya dengan APTRI telah dijaganya dengan baik. Dia pun berusaha melakukannya dengan adil dan bersih untuk menjaga kemaslahatan bersama.
"Saya inten ya masalah gula ini, kan saya sudah bilang harga naik itu lebih mudah dibanding harga turun. Dan ini cobaan saya, harganya turun semua. Saya takut gitu lho," pungkasnya.
Menanggapi hal itu, Lutfi yang ditemui usai acara buka puasa bersama di kantornya mengaku telah berusaha untuk memperbaiki harga-harga tersebut. Bahkan dirinya telah berbicara konstan dengan Asosiasi Petani Tebu Republik Indonesia (APTRI) terkait permasalahan ini.
"Jumlah petani itu dua juta. Tapi percayalah bahwa yang saya kerjakan ini dengan niatan baik, mencoba untuk adil dan bersih supaya untuk menjaga kemaslahatan bersama," lirihnya di Kantor Kemendag, Selasa (8/7/2014) malam.
Kendati demikian, dia mengatakan, tetap mempersilakan segelintir petani yang mengadukannya ke Pengadilan Tata Usaha Negeri (PTUN) dan Mahkamah Agung (MA) terkait hal ini.
"Tapi dengan adanya negara demokrasi, mau menuntut apa boleh buat. Ya kita ladeni. Tetapi yang dituntut apanya? Impornya? Impor Bulog itu sudah saya katakan kemarin dengan APTRI dan asosiasi gula lainnya bahwa saya kasih (kuota) 350 ribu ton, yang terealisasi itu tidak lebih dari 22 ribu ton," imbuhnya.
Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini juga mempersilakan jika para petani menuntut ingin menghapuskan Harga Pokok Petani (HPP) gula tersebut. Dia mengaku hanya menjalankan kewajibannya untuk mengeluarkan HPP gula supaya baik.
"Kenapa HPP nya terlalu rendah? Kalau Anda boleh tahu sekarang trennya, itu harga gula turun terus. Jadi mau dinaikin apapun sekarang ini kemungkinan besar kalau tidak disanggah, tidak dikomunikasikan dengan baik harga gula akan turun terus," jelasnya.
Lutfi pun mengklaim, komunikasinya dengan APTRI telah dijaganya dengan baik. Dia pun berusaha melakukannya dengan adil dan bersih untuk menjaga kemaslahatan bersama.
"Saya inten ya masalah gula ini, kan saya sudah bilang harga naik itu lebih mudah dibanding harga turun. Dan ini cobaan saya, harganya turun semua. Saya takut gitu lho," pungkasnya.
(izz)