Bupati Kendal Minta Disperindag Operasi Pasar

Rabu, 09 Juli 2014 - 19:13 WIB
Bupati Kendal Minta Disperindag Operasi Pasar
Bupati Kendal Minta Disperindag Operasi Pasar
A A A
KENDAL - Bupati Kendal, Widya Kandi Susanti meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kendal supaya melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga sembako. Hal tersebut karena disinyalir harga sembako mengalami kenaikan memasuki bulan Ramadan dan menjelang Lebaran.

“Saya sudah meminta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk melakukan operasi pasar jika ditemukan harga sembako yang sudah tidak wajar. Selain operasi pasar saya meminta untuk mewaspadai para distributor nakal yang melakukan penimbunan. Terlebih bahan bakar elpiji serta sembako,” ujar Widya Kandi Susanti, Rabu (9/67/2014).

Bupati menambahkan, dirinya sudah menginstruksikan jajarannya untuk menyiapkan operasi pasar guna mengendalikan gelojak harga di pasaran. Selain guna mengendalikan harga sembako, operasi juga dilakukan untuk mengantisipasi penimbunan bahan bakar dan sembako yang membuat harganya menjadi melambung tinggi.

“Waktu puasa dan menjelang Lebaran memang sering terjadi kenaikan harga sembako ataupun bahan-bahan yang lain. kondisi ini perlu diantisipasi supaya masih tetap terkontrol, supaya harganya tetap terjangkau oleh masyarakat,” lanjutnya.

Antisipasi mencegah terjadinya lonjakan harga kebutuhan pokok ini, kata Widya, dengan mengawasi distribusi sembako dan melakukan pengawasan ketat di sejumlah pasar.

“Jika ada temuan segera berkoordinasi dengan kepolisian setempat. Saat ini sudah terjadi kenaikan harga sembako namun menurutnya kenaikan masih sangat wajar sehingga masih bisa ditolerir. Tetapi saya meminta jajaran dinas terkait untuk terus memantau harga sembako,” papar dia.

Diketahui, kenaikan harga di pasar tradisional terjadi pada daging ayam. Hingga kemarin, harga daging ayam potong mencapai Rp75 ribu per kilogram. Padahal, beberapa pekan lalu harga daging ayam hanya Rp55 ribu per kilogram.

Seorang pedagang di Pasar Kendal, Sutinah harga tersebut dinilainya sudah cukup tinggi di awal bulan puasa ini. Sebab harga normal daging ayam kampung adalah Rp55 ribu per kilogram. “Jadi naik sampai Rp20 ribu per kilogramnya, jadi Rp75 per kilogram,” tuturnya.

Kenaikan harga, lanjut Sutinah, juga disertai dengan minimnya pasokan daging ayam kampung. Sehingga, banyak konsumen yang mengeluhkan kelangkaan daging ayam kampung ini.

Pengakuan Sutinah, para pedagang tidak mengetahui penyebab minimnya pasokan daging ayam kampung. “Munkin karena ada penimpunan untuk persiapan Lebaran. Sebab banyak pengusaha peternak ayam ingin untung tinggi dengan menjualnya dua kali lipat dari harga normal pada momen Lebaran Idul Fitri,” tandasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0023 seconds (0.1#10.140)