Merpati Harus Tegas Jika Ingin Tetap Hidup
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Hadianto mengungkapkan, PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) harus melakukan langkah tegas dan berani untuk tetap hidup.
"SDM terlalu banyak, operasional susah bersaing. Seat load factor hanya 64%, sementara minimal itu 80%. Jadi enggak bisa catch up. Harus ada keberanian kita semua melihat persoalan Merpati sebagai persoalan bersama," ujar dia di Kantor Kemenkeu Jakarta, Rabu (16/7/2014).
Dia mencontohkan, perusahaan berplat merah ini harus berani melakukan lay off dan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya yang dinilai tidak produktif. Selain itu, manajemen kontrak menurutnya harus betul-betul menjamin sustainability. Serta harus fokus akan bergerak di pesawat jet atau komersial.
"Yang lain adalah peningkatan kualitas pengelolaan perusahaan melalui pembukuan transparan, efisiensi cost cutting itu penting," tambah dia.
Hadianto melanjutkan, MNA juga harus menentukan rute penerbangan yang bagus dan berpotensi mendatangkan banyak penumpang.
"Sekarang Merpati kan domestik, pemilihan rute itu wajib. Karena sudah banyak pesaing yang juga low cost (berbiaya murah). Kenapa murah, karena mereka mesinnya baru dan tidak ada utang," tandas dia.
"SDM terlalu banyak, operasional susah bersaing. Seat load factor hanya 64%, sementara minimal itu 80%. Jadi enggak bisa catch up. Harus ada keberanian kita semua melihat persoalan Merpati sebagai persoalan bersama," ujar dia di Kantor Kemenkeu Jakarta, Rabu (16/7/2014).
Dia mencontohkan, perusahaan berplat merah ini harus berani melakukan lay off dan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya yang dinilai tidak produktif. Selain itu, manajemen kontrak menurutnya harus betul-betul menjamin sustainability. Serta harus fokus akan bergerak di pesawat jet atau komersial.
"Yang lain adalah peningkatan kualitas pengelolaan perusahaan melalui pembukuan transparan, efisiensi cost cutting itu penting," tambah dia.
Hadianto melanjutkan, MNA juga harus menentukan rute penerbangan yang bagus dan berpotensi mendatangkan banyak penumpang.
"Sekarang Merpati kan domestik, pemilihan rute itu wajib. Karena sudah banyak pesaing yang juga low cost (berbiaya murah). Kenapa murah, karena mereka mesinnya baru dan tidak ada utang," tandas dia.
(gpr)